nanik sriyani guru-besar-22 sumber antarafotocom
Sumber Foto: antarafoto.com
Prestasi akademik Fakultas Pertanian Unila kembali terdongkrak seiring dengan dikukuhkannya Prof. Dr. Ir. Nanik Sriyani, M.Sc. sebagai Guru Besar Bidang Pengelolaan Gulma dan Herbisida dan Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Biologi Tanah di GSG Unila pada hari Kamis, 14 Oktober 2010, dan Prof. Dr. Ir. Harris Hasyim, M.A. yang dikukuhkan pada hari Selasa, 23 November 2010. Dalam pidato ilmiah yang berjudul “Pengelolaan Gulma dan Herbisida untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan Pertanian secara Berkelanjutan”, Nanik Sriyani yang lahir di Magelang, 1 Januari 1962, menyampaikan bahwa cara yang salah dalam mengelola dan mengendalikan gulma dapat berpotensi merusak kualitas lingkungan dan bahkan merugikan tanaman budidaya.  Namun, dengan berbagai inovasi dalam cara pengendalian atau pemanfaatan gulma, kualitas lahan dapat diperbaiki tanpa mengganggu pertumbuhan tanaman budidaya.
Sementara itu, Sri Yusnaini, dalam pidato ilmiah yang berjudul “Pengelolaan Ekosistem Tanah untuk Memaksimalkan Peran Biota Tanah dalam Mendukung Pertanian Berkelanjutan”, menyampaikan bahwa pengelolaan tanah secara bijaksana lebih ditujukan untuk mengoptimalkan keberadaan dan aktivitas biota tanah dalam memperbaiki sifat kimia dan fisika tanah serta proses-proses biologis yang terjadi di dalam tanah.  Wanita kelahiran Tanjungkarang, 8 Mei 1963 ini juga menambahkan bahwa melalui pengelolaan sumberdaya lahan yang arif dan bijaksana, biota tanah dapat diberdayakan secara maksimal, sehingga lahan pertanian dapat berproduksi secara lestari dan sinambung.
Sedangkan Harris Hasyim, Pria kelahiran Tanjungkarang, 3 Agustus 1947, dalam pidato ilmiah yang berjudul “Inovasi Pembangunan Perdesaan dan Pertanian melalui Revitalisasi Program Kemitraan dan Kontrak Farming”, menyampaikan beberapa rumusan antara lain: Pembangunan perdesaan di Indonesia disarankan untuk direvitalisasi kembali dengan pendekatan pembangunan yang lebih komprehensif antar sektor pembangunan; Pembangunan pertanian di Indonesia seyogyanya dilakukan dalam konsep pembangunan kedaulatan pangan dan kedaulatan pertanian Indonesia, yang dibangun dalam kontek pembangunan kemitraan agribisnis dengan melibatkan peran perusahaan agribisnis dan petani kecil, pemerintah dan universitas; dan pembangunan program kontrak farming, yang modelnya sangat layak diterapkan pada sektor agribisnis tanaman hortikultura, seyogyanya dapat diprioritaskan melalui inisiatif Unila.
Dengan dikukuhkannya tiga Guru Besar tersebut maka FP Unila saat ini mempunyai 27 Guru Besar yang tersebar di 10 program studi dari 11 program studi yang ada di FP Unila. (YK)

Tinggalkan Balasan