Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila) ikut andil dalam program Pemerintah Provinsi Lampung yaitu Program Kartu Petani Berjaya (PKPB).

PKPB merupakan program Gubernur Lampung Ir. H. Arinal Djunaidi dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan petani menuju kesejahteraan melalui upaya penyelesaian permasalahan secara terstruktur, sistematis, dan terintegrasi melalui pemanfaatan teknologi informasi.

Aplikasi ini yang memuat kebutuhan petani berupa sarana dan prasarana pertanian seperti benih, pupuk, pembiayaan, kelembagaan, rencana usaha, dan lainnya.

Peluncuran kartu petani berjaya (KPB) dilaksanakan pada tahun 2020 di Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah dan dihadiri langsung Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Lingkup pertanian yang mendukung dan membantu program tersebut agar berjalan optimal di antaranya dinas ketahanan pangan tanaman pangan dan hortikultura, dinas perkebunan, dinas peternakan dan kesehatan hewan, FP Unila, dan Politeknik Negeri Lampung.

FP Unila memiliki salah satu program unggulan untuk membantu para petani melalui PKPB yaitu memanfaatkan batang singkong yang selama ini terbuang.

Dekan FP Unila Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., menyampaikan alasan memilih batang singkong sebagai program unggulan karena diketahui batang singkong yang keras tidak bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak ruminansia seperti sapi dan kambing.

“Tanaman singkong itu sangat luar biasa dan Lampung menjadi salah satu penghasil singkong terbanyak di Indonesia. Untuk memanfaatkan batang singkong, jurusan Teknik Pertanian Unila membuat inovasi alat perajang batang singkong agar batangnya dapat menjadi pakan ternak ruminansia,” ujarnya.

Alat perajang batang singkong atau rabakong merupakan alat untuk mengecilkan batang singkong menjadi serbuk batang singkong yang akan dijadikan bahan baku berbagai produk turunan bernilai tambah seperti pupuk dan pakan ternak.

Ketua Jurusan Teknik Pertanian Unila Dr. Ir. Sandi Asmara, M.Si., sebagai salah satu promotor inovasi rabakong mengatakan, rabakong telah memperoleh hak paten dari Kemenkumham RI.

“Sudah mendapatkan hak paten dari Kemenkumham RI sejak 2019, sudah uji coba, dan sudah dilakukan pelatihan penggunaan rabakong ke petani di Lampung di antaranya Tulangbawang Barat, Mesuji, Lampung Selatan, Lampung Timur, dan Lampung Tengah,” katanya.

Rabakong digunakan untuk pembuatan pupuk organik dengan bahan dasar serbuk batang singkong dicampur dengan dolomit, urea, MOL (mikroorganisme lokal), dan cocodust.

Selanjutnya ada pakan ternak berbahan dasar serbuk batang singkong dengan campuran urea, onggok, tebon jagung terfermentasi, daun singkong, molases dan premix.

Pakan ternak ini memiliki harum segar dan dapat bertahan selama enam bulan hingga satu tahun dengan penyimpanan yang tepat.

Hasil lain dari rabakong adalah briket bahan bakar didasari oleh limbah batang singkong yang sudah menjadi serbuk dengan campuran batu bakar, dan tepung kanji.

Briket adalah bahan bakar padat sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar minyak yang melalui proses karbonasi kemudian dicetak dengan tekanan tertentu.

Tak hanya briket yang dapat dihasilkan, batang singkong melalui rabakong dan pencetakan menghasilkan papan komposit serbuk batang singkong. Papan komposit ini dapat menggantikan partikel board pada lemari.

Dekan Fakultas Pertanian Unila berharap agar rabakong dapat membantu para petani dengan mengelola limbah menjadi hal yang berguna.

“Dari batang singkong dan dengan teknologi tepat guna yang dihasilkan fakultas pertanian Unila bisa menjadi solusi dari berbagai pihak terutama petani dan peternak untuk mendukung program Petani Lampung Berjaya,” ujar Prof. Irwan Sukri Banuwa.* [Reporter: Magang_Agatha Monica Silaban]

Maju Cemerlang Faperta Kita.