Dialog-Publik-Bersama-Tiga-Kandidat-Rektor3(Unila): Universitas Lampung (Unila) melalui Aliansi Persatuan Mahasiswa Universitas Peduli Pilrek (APMUP-Pilrek) mengundang sivitas akademika kampus setempat untuk menghadiri Dialog Publik bersama tiga kandidat rektor baru periode 2015-2019. Kegiatan yang dihelat di belakang gedung Rektorat, Senin (31/8) ini dihadiri para mahasiswa, dosen, alumni, dan awak media.
Rangkaian acara meliputi empat agenda besar mulai dari penyampaian visi misi dan program kerja, dialog publik, debat antarkandidat, serta penandanganan pakta integritas antara tiga kandidat antara lain Prof. Suharso, Ph.D., Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., dan Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M. P.
Dalam penyampaian visi misinya Prof. Suharso, Ph.D., menitikberatkan pada pembenahan infrastruktur dan sarana prasarana di perguruan inggi. Mulai dari penambahan kampus II hingga melengkapi alat-alat belajar mengajar. Menurutnya hal itu ditujukan untuk menghasilkan mahasiswa yang berkualitas dan berdaya saing internasional.
Ia mengungkapkan, saat ini SPP mahasiswa di FMIPA baru rata-rata Rp2 juta. Untuk mencapai standar pendidikan dalam rangka menuju world class university masih sangat timpang antara kebutuhan dan anggaran yang tersedia. “Kita ingin menghasilkan kualitas terbaik tapi tidak ditopang dengan keuangan yang mumpumi. Ini salah satu dilema. Jadi harus dicari titik temu menyelesaikan persoalan ini, salah satunya dengan mengoptimalkan PNBP,” ujarnya.
Sedangkan Prof. Wan Abbas mengatakan, untuk meraih world class university  Unila perlu menjalankan teori roda gila. Yakni pengembangan mutu SDM sebagai komponen utama. Kedua soal regulasi dan penghubung antara komponen-komponen yang ada di tingkat fakultas maupun universitas.
Tidak hanya faktor internal, sambung Abbas. Namun bagaimana peran pihak eksternal seperti pemerintah, perusahaan, masyarakat, harus dilibatkan dalam rangka mewujudkan Unila menjadi Sepuluh Perguruan Tinggi terbaik di 2025. Salah satu upaya strategis yakni dengan membangun kerja sama, kompak, dan saling bahu membahu mengemban amanah yang cukup berat ini. “Upaya ke depan yakni internal capacity building dan eksternal capacity building,” kata dia.
Berbeda dengan Prof. Dr. Hasriadi Mat Akin, menurutnya untuk menuju Top Ten University in 2025 diperlukan akselerasi di segala bidang untuk meningkatan posisi Unila di masa yang akan datang. Tanpa akselerasi, katanya, Unila tidak akan mungkin menjadi Sepuluh Perguruan Tinggi Terbaik di 2025.
Ia menilai, tanpa adanya transformasi menjadi universitas riset atau pun entrepreneurship university maka Unila tidak akan menuju 10 besar. Maka perlu kita rancang bagaimana strategi ke depan. Dari sisi persaingan global Indonesia akan menghadapi MEA maka dituntut menghasilkan mahasiswa berkualitas global supaya mampu bersaing di tingkat internasional.
“Perguruan lain pun berlari, oleh karena itu kita harus membuat Unila harus berjalan lebih cepat lagi supaya peringkat 10 besar dapat lebih cepat teraih. Kita harus memberdayakan SDM lokal maupun luar Unila. Kita juga harus membangun kepercayaan serta komunikasi yang kuat agar pintu-pintu kerja sama menjadi kuat,” paparnya.
Usai menyampaikan visi misi, Dialog Publik dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan undian oleh tiga kandidat rektor. Di antaranya bagaimana strategi menjadikan perpustakaan Unila bersaing dengan universitas-universitas besar hingga luar negeri mulai dari koleksi, fasilitas, peningkatan jumlah pengunjung, dan jam buka; Selanjutnya, bagaimana strategi untuk mengatasi kekurangan fasilitas seperti ruang kelas, gedung , dan fasilitas laboratorium; serta bagaimana cara mengatasi pembangunan RSP yang tersendat.[*]
[slideshow_deploy id=’7746′]
Sumber Tulisan/Foto: www.unila.ac.id

One thought on “Dialog Publik Bersama Tiga Kandidat Rektor

Leave a Reply