Wednesday, 14 December 2011 14:40
(Unila): Delegasi Unila berhasil  menangkan Soil Judging Contest HITI (Himpunan Ilmu Tanah Indonesia) X di Universitas Sebelas Maret Solo pada 6-8 Desember yang lalu. Soil Judging Contest merupakan ajang HITI yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali berupa kompetisi klasifikasi lahan/tanah. Kompetisi ini diselenggarakan bersama dengan Kongres dan Seminar HITI.Ajang perlombaan ini memang merupakan ajang khusus untuk mahasiswa Ilmu Tanah. Unila (Universitas Lampung) yang kini telah meleburkan Ilmu Tanah, bersama beberapa konsentrasi ilmu lainnya dalam satu program studi (Prodi) yaitu prodi  Agroekoteknologi yang belakangan berganti nama menjadi Prodi Agroteknologi, mengirimkan perwakilan untuk menghadiri kegiatan tersebut.
Adalah lima mahasiswa Agroteknologi Unila yang berkesempatan menghadiri sekaligus memenangkan ajang bergengsi yang digelar 4 (empat) tahun sekali tersebut. Mereka adalah empat mahasiswa angkatan 2008 yaitu Deka Akhrihana Valentina, Mukhtar Dewan Prasetyo, Panji Setyoarizka, Daniel Simatupang, serta satu mahasiswa angkatan 2009 yaitu Ali Rahmat.
Diakui oleh  Dr. Ir. Afandi, M.P. Pembina Perma AET, bahwa delegasi memang tidak hanya terdiri dari mahasiswa Ilmu Tanah saja. Akan tetapi, ia menjelaskan hal itu sebagai salah satu taktik dalam memenagkan kompetisi tersebut.
Deka Akhrihana Valentina (Ilmu tanah’08), Ali Rahmat (ilmu tanah’09) dan Mukhtar Dewan Prasetyo (agronomi’08) dipercaya menjadi tim inti dalam kompetisi klasisfikasi lahan tersebut. Dengan strategi menggabungkan analisis lingkungan dan analisis tanah, mereka berhasil keluar sebagai juara kedua mengalahkan sekitar 13 universitas lain dari seluruh Indonesia.  Tampil sebagai juara pertama yaitu IPB (Institut Pertanian Bogor).
Menurut Afandi, proses klasifikasi lahan tidaklah mudah. Ia sendiri mengaku pada awalnya tidak terlalu berharap banyak untuk dapat menjuarai kompetisi tersebut. “Untuk melakukan klasifikasi tanah, biasanya seorang surveyor ulung sekalipun membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Namun tim kami harus menyelesaikannya dalam waktu 15 menit,” jelas pria yang telah berperan dalam melatih tim delegasi dari Unila ini.  Ia mengaku sangat bangga akan tim yang telah dilatihnya.
Panji Setyoarizka, Ketua Umum Perma AET mengatakan bahwa agenda yang berlangsung selama tiga hari tersebut sangat padat. Mereka melaksanakan kongres pada sore hingga malam hari. Pagi hingga siang hari, mereka menghadiri seminar-seminar nasional sementara  tim inti berjuang dalam Soil Judging Contest.
Panji yang juga berperan dalam pemilihan tim delegasi mengaku bersyukur karena tidak salah pilih. “Saya merekomendasikan mereka karena saya telah lebih dulu mencari referensi dari berbagai sumber tentang kemampuan mereka selain saya memang telah mengenal mereka,” jelas Panji.
Sementara Ali Rahmat sebagai anggota delegasi termuda diantara yang lainnya juga sangat bersyukur dapat memiliki kesempatan tersebut. “Saya sangat bersyukur terpilih diantara yang lain, meski sempat nervous karena harus bertemu dengan teman-teman dari universitas-universitas besar lainnya,” ungkap Ali. “Namun kini kita dapat membuktikan bahwa, meski dengan rival universitas-universitas hebat lainnya, Unila tidak dapat dipandang sebelah mata,” pungkas Ali. [Atika]
sumber:www.unila.ac.id

Leave a Reply