himasylva(Unila): Ditemui di Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung (Unila), tiga mahasiswa Jurusan Kehutanan tengah asik dengan kegiatan mereka tepatnya di Lahan Pembibitan Himpunan Mahasiswa Kehutanan (Himasylva).  Mereka adalah Agung Wahyudi, Danang Arif Maulana, dan Yusmanto Malik Ibrahim. Ketiga mahasiswa Kehutanan angkatan 2008 yang juga merupakan pengurus Himasylva ini secara rutin melakukan kegiatan perawatan terhadap bibit-bibit yang ada di Lahan tersebut.
Disinggung mengenai konsistensi mereka dalam merawat Lahan Pembibitan, Yusmanto Malik Ibrahim yang merupakan penanggung jawab lahan pembibitan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari implementasi teori-teori yang telah mereka dapatkan selama masa perkuliahan.
Danang Arif Maulana, Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Himasylva, selaku bidang yang membawahi progja lahan pembibitan ini mengatakan bahwa hingga saat ini (19/4) jumlah bibit di lahan mereka telah mencapai 700 bibit. Terdiri dari berbagai jenis bibit seperti Gaharu, Jabon, Duren, Medang, Cempaka, Mahoni, Trembesi, Manganium, dan Akasia. “Jumlah ini akan terus bertambah.” Jelas Danang seraya menjelaskan bahwa keterbatasan dana tidak mengecilkan semangat mereka untuk menambah koleksi bibit di lahan tersebut.
Terkait beberapa perbedaan pendapat yang cukup lama telah mencuat mengenai cara mengatasi pemanasan global yang tengah terjadi, Agung Wahyudi selaku Ketua Himasylva menjelaskan bahwa penanaman pohon tetap penting untuk dilakukan karena berbagai hal yang mendasarinya. Beberapa pendapat yang menyatakan untuk mengurangi jumlah hutan lantaran penambahan pohon yang tidak akan menambah jumlah oksigen dibantah oleh Agung.
“Memang benar bahwa pada malam hari tumbuhan mengeluarkan karbondioksida, akan tetapi menanam pohon tetap penting untuk dilakukan karena begitu banyak manfaatnya.” Tegas  Agung.
“Pertama, penanaman tumbuhan dilihat dari sisi ekonomis. Pohon-pohon besar tetap dibutuhkan sebagai bahan baku papan. Sementara tumbuhan-tumbuhan kecil dibutuhkan  untuk kebutuhan pangan.” Jelas Agung seraya menjelaskan beberapa jenis pohon yang biasa menjadi bahan baku bangunan seperti Jati.
Himasylva juga gencar melakukan kampanye lingkungan sebagai bukti tanggung jawab dan kepedulian mereka terhadap lingkungan serta sebagai bagian dari impelementasi dari teori-teori dalam perkuliahan yang mereka dapatkan selama ini. “Pohon juga dapat menjaga keseimbangan alam. Kalau jumlah pohon dan hutan semakin berkurang, keseimbangan ekosistem akan terpengaruh. Rantai makanan akan terganggu, keseimbangan alam akan rusak, dapat memicu bencana alam sementara gas-gas emisi yang dihasilkan oleh dunia semakin banyak,” jelas Agung panjang lebar.
“Karena itu, menurut kami sebagai mahasiswa Kehutanan, tentu menanam pohon tetap menjadi hal yang penting untuk dilakukan.” Tegasnya. [Atika]
Sumber:www.unila.ac.id

Leave a Reply