Pada hari Kamis tanggal 14 Desember tahun 2017, Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada Jurusan Kehutanan melalui Ir. Indrianto, M.P., Susi Herawanti, S.Hut., M.Si., dan Machya Kartika Tsani, S.Hut., M.Sc., menghadiri program acara Faperta Berkarya Live On Radar Televisi Lampung membahas topik tentang Pengembangan HHBK Untuk Meningkatkan Perekonomian dan Kesejahteraan Masyarakat.

Provinsi Lampung memiliki luasan hutan sekitar 1.004.735 hektar dengan kandungan keanekaragaman hayati yang besar, mencakup aneka jenis satwa dan tumbuh-tumbuhan. Keanekaragaman hayati tersebut merupakan potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Hutan, selain menghasilkan kayu juga menghasilkan berbagai materi (barang) yang disebut HHKB (hasil hutan bukan kayu) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Pengembangan hasil hutan bukan kayu harus berorientasi pada kesejahteraan masyarakat (khususnya masyarakat di sekitar hutan) dan kelestarian hutan.
Kita perlu memandang hutan sebagai suatu ekosistem yang sekaligus sebagai sumber daya alam yang bersifat multifungsi, multiguna, dan berkaitan dengan multi kepentingan yang pemanfaatannya harus diarahkan untuk mewujudkan bagi kemakmuran masyarakat.
Akan tetapi, potensi HHBK belum dikembangkan dengan baik sehingga belum dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, hal ini disebabkan beberapa kendala. Antara lain:
1. Belum tersedianya data secara pasti terkait potensi HHBK di alam.
2. Masih terbatasnya pengetahuan masyarakat mengenai jenis-jenis HHBK dan kegunaannya.
3. Masih terbatasnya kapasitas masyarakat terkait penguasaan teknologi pemanenan dan pengolahan HHBK.
4. Masih terbatasnya kapasitas masyarakat terkait dengan penguasaan teknologi budidaya.
5. Belum tertatanya sistem niaga.
Oleh karena itu, dibutuhkan upaya pemerintah untuk mensinergikan perencanaan HHBK pada tingkat desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi, sehingga memungkinkan pengembangan HHBK mendapatkan dukungan. Selain itu, diperlukan keterlibatan dari berbagai pihak, baik dari perguruan tinggi, kelompok tani, pelaku usaha, badan litbang, dan yang lainnya untuk mendorong pengembangan HHBK, khususnya di Provinsi Lampung.
Maju Cemerlang Faperta Kita.