Pada tanggal 6-7 November tahun 2018 bertempat di Aston Hotel Bandar Lampung. Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila) yang tergabung dalam Himpunan Ilmu Gulma Indonesia menyelenggarakan Workshop dan Seminar Nasional dengan tema “Perkembangan dan Harmonisasi Pemahaman tentang Resistensi Gulma terhadap Herbisida di Indonesia”.
Penyelenggaraan acara atas kerjasama anatara Croplife Indonesia dengan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 
Sebanyak 136 orang peserta workshop dan seminar nasional dengan enam orang pemakalah/narasumber yaitu :
1. Dr. Chanya Maneechote (Senior Expert in Weed Science Department of Agriculture, Thailand).
2. Mr. Sudakir (ASIA HRAC).
3. Prof. Dr. Nanik Sriyani (Guru Besar FP Unila Ahli Bidang Ilmu Gulma).
4. Prof. Dr. Edison Purba (Guru Besar Universitas Sumatra Utara).
5. Prof. Dr. Dadang (Komisi Pestisida Indonesia).
6. Dr. M. Yuli Iriyanto (Croplife Indonesia). 
Tujuan penyelenggaraan acara Workshop dan Seminar Nasional tema Perkembangan dan Harmonisasi Pemahaman tentang Resistensi Gulma terhadap Herbisida di Indonesia adalah untuk mengembangkan dan mengharmonisasikan diantara para peneliti, akademisi, perusahaan pertanian, perusahaan pestisida, dan dinas pemerintah dalam bidang pertanian di Indonesia.
Apresiasi Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., dalam sambutan acara mengatakan, workshop dan seminar nasional pada topik perkembangan dan harmonisasi pemahaman tentang resistensi gulma terhadap herbisida di Indonesia sangat penting. 
Melalui pandangannya beliau mengutarakan, perlunya memproduksi berbagai jenis tanaman. Mulai dari tanaman perkebunan sampai tanaman pangan.
Namun dengan adanya pesaing dalam hal ini adalah gulma bisa/mampu menurunkan produksi tanaman mencapai 15-42% secara nasional.
Bahkan untuk tanaman padi sawah jika gulma ini terus dibiarkan maka dapat menurunkan produksi mencapai 60-87%.
Maka para ahli gulma ini terus menerus melakukan penelitian, yang tentunya kontribusi ini sangat luar biasa, bukan hanya dalam bidang akademik saja, tetapi secara langsung bisa meningkatkan pendapatan bagi masyarakat.
Gulma sebagai pesaing dalam tanaman utama dapat menjadi pinang hama dan penyakit.
Oleh sebab itu, kita sepakat bahwa gulma harus dikendalikan, diantaranya secara kimia dengan menggunakan pestisida.
Masalahnya adalah gulma sebagaimana makhluk hidup yang lain. Memiliki resistensi seperti halnya kita manusia, jika terlalu sering mengkonsumsi anti biotik maka kekebalan tubuh akan semakin meningkat.
Begitupun dengan gulma.
Resistensi gulma perlu dipelajari, sehingga kawan-kawan dari pabrikan pestisida harus tetap disuport dari berbagai informasi sehingga gulma bisa tetap dikendalikan.
Aspek lingkungan perlu juga dipelajari secara bersama dalam membangun pertanian secara umum, baik secara ekologi/lingkungan tetap mantap, secara ekonomi layak, dan secara sosialpun dapat diterima. ‘Pungkas’ Dekan FP Unila dalam sambutan acara workshop dan seminar nasional.    
Maju Cemerlang Faperta Kita.