Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila) melalui Prof. Dr. Ainin Niswati (Guru Besar Ilmu Tanah FP Unila), Ir. Sarno, M.S. (Kepala Laboratorium Ilmu Tanah FP Unila), dan Dr. Suprianti, M.Sc. (Dosen Jurusan Ilmu Tanah FP Unila) pada hari Kamis tanggal 18 April 2019 bertempat di Radar Lampung Televisi melaksanakan program siaran Faperta Berkarya dengan tema Pengelolaan Lahan Kering Masam.
Tanah masam merupakan tanah yang dominan dijumpai di daerah tropika basah, seperti Indonesia.
Berdasarkan data FP Unila tahun 2019, sebaran lahan kering masam di Provinsi Lampung sekitar 2,65 juta ha atau sekitar 75% dari luas wilayah Provinsi Lampung.
Secara alami lahan kering masam memiliki tingkat kesuburan yang rendah dan berbagai kendala jika digunakan sebagai lahan pertanian, seperti pH tanah yang rendah (pH 4,5 – 5,5), kandungan unsur hara dan bahan organik yang rendah, kelarutan almunium dan besi yang cendrung berlebih sehingga dapat meracuni tanaman.
Berbagai upaya perlu dilakukan untuk megelola lahan kering masam agar lahan tersebut tetap berpotensi untuk digunakan sebagai lahan pertanian secara berkelanjutan.
Dalam teknik pengelolaan lahan kering masam antara lain;
1. Pengembalian bahan organik lokal seperti sisa-sisa tanaman hasil panen dan kotoran hewan ternak ke lahan pertanian dalam bentuk kompos, pupuk hijau atau pupuk kandang. Pemberian bahan organik bertujuan untuk meningkatkan kandungan bahan organik tanah, meningkatnya kandungan unsur hara tanah, mengurangi kelarutan almunium dan besi yang bersifat racun bagi tanaman, membuat tanah menjadi gembur.
2. Pemupukan yang berimbang. Pemberian pupuk NPK ke lahan pertanian dilakukan sesuai dengan dosisi yang dibutuhkan oleh tanaman yang dibudidayakan (tidak berlebihan). Selain pupuk NPK, pemberian bahan organik juga mutlak dilakukan.
Pemupukan berimbang bertujuan untuk menyediakan unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman dan mengurangi efek jangka panjang dari pemupukan NPK, antara lain penurunan pH tanah 9tanah menjadi masam, menurunnya kandungan bahan organik dan unsur hara tanah yang lain, tanah menjadi keras dan pencemaran air dan tanah.
3. Pemberian kapur pertanian seperti dolomit (jika diperlukan). Pemberian kapur bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dan menyediakan unsur hara kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) bagi tanaman.
Sumber; FP Unila.
Maju Cemerlang Faperta Kita.