(Unila): Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Fakutas Pertanian Universitas Lampung (Unila) yang ke-39 hadirkan kemeriahan tersendiri. Peringatan HUT yang diselenggarakan sejak Jumat hingga Rabu (16-21/11) ini menyajikan beragam rangkaian acara. Kemeriahan semakin terasa pada Sabtu (17/11), saat rangkaian acara sampai pada temu kangen alumni FP Unila sekaligus peresmian Gedung Alumni Ikatan Sarjana Pertanian Unila.
Temu kangen alumni ini dihadiri oleh sekitar 60 alumni FP Unila lintas angkatan. Hadir Prof. Wan Abbas Zakaria selaku Dekan FP Unila. Hadir pula Prof. Muhajir Utomo selaku salah satu guru besar FP Unila.
Pada bincang-bincang ini, Wan Abbas menyampaikan beberapa targetan yang telah dan sedang dicapai oleh FP Unila hingga saat ini. Di antaranya, Wan Abbas menyampaikan tentang Klinik Pertanian Keliling. “Program ini sudah berjalan selama tiga tahun dan selalu mendapat bantuan dari Gubernur sebesar Rp500 juta,” terang Wan Abbas. Ia menegaskan, dari dana Rp500 juta tersebut, tidak ada sedikit pun potongan. Semuanya murni untuk program pengabdian kepada masyarakat, yaitu bentuk pembinaan atas berbagai permasalahan yang terjadi pada petani-petani di daerah-daerah di Provinsi Lampung.
Wan Abbas juga mengungkapkan tentang visi FP Unila yang ingin menjadi 5 besar di Indonesia pada 2025. Untuk mendukung visi tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Di antaranya yaitu kerja sama dengan Provinsi Banten dalam bentuk sistem pertanian terpadu (sitandu) dan juga kerja sama dengan pemerintah Kabupaten Way Kanan.
Muhajir mengatakan, tahun 2050, pangan dan energi akan menjadi tantangan terbesar di dunia. Hal tersebut karena jumlah penduduk bumi yang semakin banyak. Karena itu, pertanian diharapkan mampu menjadi ilmu yang dapat menyelesaikan segala problematika tersebut.
Temu kangen alumni ini juga dimeriahkan oleh berdirinya sejumlah stan. Seluruh jurusan yang ada di FP Unila mendirikan stan yang menunjukkan ciri khas masing-masing jurusan. Seperti Jurusan Teknologi Hasil Pertanian (THP) yang memamerkan beberapa hasil olahan pangan mereka, seperti twister nabati, kopi pasak bumi, gula semut, jeli bit dan beberapa produk lain. “Karena tugas THP adalah bagaimana kami dapat mengolah dan mengembangkan hasil produk pertanian. Tidak hanya hasilnya yang berupa pangan, tetapi juga limbahnya,” jelas, Hartami Dewi, Kabid Danus Himpunan Mahasisiswa Jurusan (HMJ) THP.
Sementara Dari Himpunan Mahasiswa Kehutanan (Himasylva) memamerkan beberapa contoh bibit. Bibit-bibit tersebut merupakan hasil dari kegiatan penyemaian bibit yang selama ini dilakukan oleh Himasylva. Himasylva juga memamerkan beberapa jenis satwa liar seperi ular piton (Pyton recticulates) dan kura-kura ambon (Cuora amboinensis). “Pemeliharaan hewan-hewan liar ini tidak bermasalah, karena ini sudah merupakan turunan kedua dan ini telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Keanekaragaraman Hayati,” jelas Bajra Wijaya, anggota utama Himasylva. [] Atika Mutiara O.
(Sumber:www.unila.ac.id)