satu buku sejuta impian 1

               Minimya akses pendidikan terutama bagi anak yang mendiami pulau terpencil menjadi penyebab tingginya keterbelakangan nelayan di Indonesia. Program sekolah gratis untuk tingkat SD dan SMP yang didengungkan pemerintah, ternyata belum menyentuh pulau-pulau kecil di Indonesia. Salah satunya di Pulau Pahawang, Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.

Berangkat dari kenyataan tersebut Ari Setiawan dan Lukman Hakim mahasiswa Fakultas Pertanian Unila beserta tim mengembangkan perpustakaan “Rumah Baca Harapan (RUBAH) Anak Pulau’.  “Kami bersama teman-teman berinisiatif membentuk rumah baca yang diperuntukkan bagi adik-adik di pulau, dengan cara mengumpulkan buku bekas layak baca dari teman-teman mahasiswa maupun para dosen” ungkap Lukman mahasiswa angkatan 2011 ini.

Ditambahkan oleh Ari Setiawan yang merupakan koordinator program  ini: “Upaya lain yang kami lakukan selain mendirikan rumah baca adalah membentuk kakak-adik asuh dengan memberdayakan teman-teman mahasiswa yang bersedia menjadi volunteer.  Memberikan sumbangan peralatan sekolah dan pemberian beasiswa.”

Kurangnya dana menjadi salah satu hambatan dalam pengembangan rumah baca, terutama mengenai pendirian bagunan permanen dan pembebasan lahan. Atas saran dan bimbingan dari dosen – Mahrus Ali, S.Pi., M.P. – agar kegiatan Rumah Baca yang dikembangkan diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian kepada Masyarakat yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti).

satu buku sejuta impian 2satu buku sejuta impian 3

Gayung bersambut, setelah melalui seleksi ketat akhirnya pada Januari 2012 diumumkan bahwa proposal RUBAH berhasil didanai oleh Dikti. Dengan adanya suntikan dana, tim RUBAH semakin aktif mengadakan kegiatan pembinaan anak-anak Pulau Pahawang, secara konsisten mereka setiap dua minggu mengunjungi Pulau Pahawang untuk membimbing dan memotivasi anak-anak untuk belajar dan bersekolah.

Kini rumah baca ini telah menjadi wadah belajar, bermain dan berinteraksi antara kakak asuh yang merupakan mahasiswa Unila dengan anak pulau Pahawang yang menjadi adik-adik asuhnya.

“Program ini bisa dijadikan sebagai model pendidikan nonformal di pulau-pulau terpencil seluruh Indonesia dengan memberdayakan pemuda (mahasiswa) sebagai kakak asuh”. Ungkap Mahrus Ali, S.Pi., M.P. – dosen yang pernah menjadi juara PIMNAS ini.

Prof. Dr. Wan Abbas Zakaria selaku Dekan Fakultas Pertanian Unila memberikan apresiasi kepada tim RUBAH karena dapat berkiprah dan memberikan sumbangsih kepada masyarakat, khususnya masyarakat pulau.

Tidak hanya itu setelah dilakukan monitoring dan evaluasi dari Dikti, kegiatan RUBAH kemudian ditetapkan dan terpilih untuk masuk tahapan selanjutnya yakni Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) dan akan dipertandingkan bersama 400 tim dari berbagai universitas di Indonesia.

Kegiatan yang akan dilaksanakan di Mataram ini akan dilaksanakan mulai tanggal 09-13 September 2012 di Universitas Mataram, Lombok. “PIMNAS merupakan ajang adu kreativitas antar mahasiswa yang paling bergengsi di Indonesia, sehingga kami harapkan dengan lolosnya tim RUBAH dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa lain di Faperta Unila untuk turut berpartisipasi tahun-tahun yang akan datang, sehingga iklim akademik semakin tercipta di kampus kita tercinta ini.” Imbuh Prof. Wan Abbas, guru besar bidang ekonomi pertanian ini. (roes)

Sumber/Penulis/foto: Mahroes Ali, S.Pi., M. Si.

Leave a Reply