Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila) jurusan Kehutanan melalui Duryat, S.Hut., M.Si., Surnayanti, S.Hut., M.Si., dan Machya Kartika Tsani, S.Hut., M.Sc., melaksanakan program siaran Faperta Berkarya di Radar Lampung Televisi dengan topik Budidaya Lebah Madu tanpa Sengat dipekarangan Rumah, Kamis, (10/3/2022) dilaboratorium lapang terpadu.

Pandemi Covid 19 telah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan dengan mematuhi pola hidup sehat, utamanya adalah mengkonsumsi makanan bergizi. 

Lebah merupakan hewan penghasil makanan bergizi dan bernilai ekonomi tinggi, yaitu madu, propolis, nektar dan royal jelly. 

Tingginya perminataan telah mendorong peningkatan harga produk lebah madu.  Namun demikian, masih banyak masyarakat yang enggan membudidayakan lebah madu karena beranggapan bahwa budidaya lebah madu adalah kegiatan yang susah, rumit, dan membahayakan karena lebah memiliki sengat yang beracun.

Berdasarkan masalah tersebut, maka budidaya lebah madu tanpa sengat menadi alternatif yang sangat menarik bagi siapa saja yang ingin menambah pendapatan atau memulai usaha.

Popularitas budidaya lebah tanpa sengat meningkat pesat setelah adanya informasi bahwa lebah ini dapat menghasilkan propolis 4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan lebah Apis.

Propolis memiliki berbagai macam manfaat kesehatan seperti mengandung antioksidan dan fenol yang tinggi, sehingga berpotensi untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti sakit gigi, influenza, diabetes mellitus, tuberkolosis, dan lain-lain. 

Trigona sp. atau yang biasa dikenal masyarakat dengan sebutan lebah klanceng merupakan lebah yang tidak menyengat dan hidupnya tidak hanya bergantung dengan polen bunga seperti lebah madu jenis lainnya.

Dengan sifatnya yang unik, Trigona dapat dibiakkan dimana saja dan tersebar di seluruh Indonesia termasuk wilayah perkotaan dengan syarat terdapat sumber resin atau getah dari pohon sekitar untuk dapat menghasilkan propolis di sarangnya.

Ada 2 enis lebah tanpa sengat yang sudah umum dibudidayakan di Indonesia yaitu Trigona itama / kelulut beruang dan Trigona laeviceps / kelulut nasi.

Selain menghasilkan produk lebah madu yang menyehatkan bagi manusia dan bernilai ekonomi tinggi, budidaya lebah juga membantu penyerbukan tanaman sehingga dapat meningkatkan produk pertanian buah-buahan.

Memelihara lebah madu tanpa sengat sangat aman karena tidak harus takut disengat dan tanpa harus digembalakan dengan waktu panen hanya sekitar 4-6 bulan. 

Perkembangan koloni dari lebah tanpa sengat dapat dibantu dengan cara menanam sumber pakan dan resin sebagai sumber daya mereka.

Jarak terbang lebah tanpa sengat ini antara 40-400 meter sehingga sebaiknya ditanam sumber makanannya di antara jarak tersebut banyak tanaman yang dapat ditanam untuk mendukung budidaya lebah tanpa sengat seperti penanaman tanaman buah nangka, mangga dan tumbuhan air mata pengantin. Mangga dan nangka dapat dimanfaatkan oleh lebah tanpa sengat bagian resin dan juga polennya.

Pemanenan madu dapat dilakukan dengan cara rotasi pada setiap koloni dimana dalam satu koloni dapat dipanen setiap empat bulan sekali. Musuh alami dari lebah tanpa sengat seperti lalat buah (Drosophila sp.), kumbang dari famili Nitidulidae, semut dan beruang madu.

Selain itu, terdapat juga musuh alami seperti laba-laba, (Argiope versicolor), cicak (Hemidactylus frenatus dan H. garnotii), rayap (Nasutitermes javanicus), dan tawon (Rhynchium haemorrhoidale).

Sumber data, Fakultas Pertanian Universitas Lampung, 2022.

Maju Cemerlang Faperta Kita.