Universitas Lampung (Unila), menggelar rapat Sosialisasi dan Pembuatan Proposal Matching Fund/Kedaireka, terkait Program Ketahanan Pangan Nasional, Senin 1 Agustus 2022, diruang rapat dekanat Fakultas Pertanian Unila.
Melalui Ketua Tim Gugus Tugas Ketahanan Pangan Universitas Lampung, Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., menerangkan.
Pada hari Kamis 14 Juli 2022, Bapak Rektor Unila, Prof. Dr. Karomani, M.Si., menghadiri undangan di Jakarta terkait ketahanan pangan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dalam rangka Koordinasi Tim Pengembangan Pangan Nasional.
Dalam lawatannya tersebut, Bapak Rektor Unila ditetapkan sebagai Koordinator Wilayah Sumatra II, yang melingkupi; Provinsi Lampung, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu dan Jambi.
Sebagai Koordinator Wilayah Sumatra II, Bapak Rektor Unila, Prof. Dr. Karomani, M.Si., yang didampingi oleh Dekan FP Unila, Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., Wakil Dekan II FP Unila, Dr. Ir. Abdullah Aman Damai, M.Si., dan Aristianto Husin, S.H., M.H., menghadiri undangan di Jakarta dalam rangka Pelaksanaan Program Quick Win pada tanggal 25 Juli 2022, dimana Universitas Lampung (Unila) mempresentasikan program yang akan dilakukan.
Pada saat kunjungannya, Bapak Rektor Unila menyampaikan bahwa wilayah Sumatra II berdasarkan kerentanan komposit atau index ketahanan pangan, Provinsi Lampung sangat tahan. Sementara ke empat provinsi yang lain, masuk dalam kelompok lima (tahan).
“Karna ini adalah kerja besar bagi Universitas Lampung, maka Bapak Rektor Unila membuat Tim Gugus Tugas Ketahanan Pangan Unila,” tutur, Prof. Dr. Irwan Sukri Banuwa didalam ruang kerjanya.
SK Rektor Unila, tentang pengangkatan Tim Gugus Tugas Ketahanan Pangan Universitas Lampung, adalah sebagai berikut.
Pengarah : Prof. Dr. Karomani, M.Si. (Rektor Unila)
Anggotanya :
1. Prof. Dr. Heryandi, S.H.,M.S.
2. Prof. Dr. dr. Asep Sukohar, M.Kes.
3. Prof. Dr. Yulianto, M.Si.
4. Prof. Suharso, Ph.D.
Ketua: Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si.
Wakil:
1. Prof. Dr. Ir. Purnomo, M.S.
2. Dr. Ir. Abdullah Aman Damai, M. Si.
3. Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P.
Koordinator Bidang Riset dan Inovasi : Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A.
Koordinator Bidang MBKM: Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S.
Anggota sebanyak 35 orang terdiri dari Ketua Jurusan FP Unila, para pakar dan tenaga administrasi serta keuangan.
“Selanjutnya diminggu pertama sampai minggu ke empat dibulan Agustus 2022, kita sudah melakukan berbagai langkah untuk Quick Win ketahanan pangan nasional, itu agendanya,”
“Tetapi dalam perjalanan, Bapak Rektor Unila mendapatkan Informasi dari tim ketahanan pangan nasional terkait dengan Matching Fund/Kedaireka. Ternyata dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, diinformasikan bahwa anggaran tentang Matching Fund yang tidak terserap,” tutur Ketua Gugus Tugas Ketahanan Pangan Unila.
“Ada tawaran, jika bapak/ibu rektor sudah punya program yang konkret untuk inisiasi kedaulatan pangan, bisa segera dirumuskan proposalnya dan segera kita review. Mungkin dapat didanai melalui Matching Fund/Kedaireka”, kata Prof. Irwan Sukri Banuwa melalui info Bapak Rektor Unila kepada tim gugus tugas ketahanan pangan Unila.
Menindaklanjuti info dari Bapak Rektor Unila, Dekan FP Unila sekaligus sebagai Ketua tim gugus tugas ketahanan pangan tingkat Unila, merespon informasi dan segera menginisiasi dan menawarkan kepada tim gugus tugas ketahanan pangan Unila untuk melakukan pertemuan dalam rangka membahas Matching Fund/Kedaireka.
Pelaksanaan dilakukan pada hari Senin, tanggal 1 Agustus 2022 diruang rapat dekanat FP Unila, dengan agenda: Sosialisasi dan Pembuatan Proposal Matching Fund/Kedaireka, terkait Program Ketahanan Pangan Nasional.
Dihadiri 21 peserta tim gugus tugas ketahanan pangan Unila, dan narasumber dalam acara tersebut adalah:
- Prof. Setyo Dwi Utomo (memperoleh biaya Kedaireka).
- Dr. Erwanto (memperoleh biaya KedaiReka).
- Prof. Hamim Sudarsono (Reviewer proposal Matching Fund).
- Prof. Cipta Ginting ( Reviewer proposal Matching Fund.
Menurut Ketua tim gugus tugas ketahanan pangan Unila, Prof. Dr. Irwan S Banuwa, mengatakan, keempat narasumber memberikan informasi dan strategi yang jitu dalam rangka untuk kita memahami Matching Fund/Kedaireka dan sekaligus mengarahkan pembuatan proposal Matching Fund terkait dengan ketahan pangan nasional.
“Mudah-mudahan ini merupakan satu kegiatan terkait dengan kedaulatan dan ketahan pangan secara nasional, dan mudah-mudahan proposal yang dibuat oleh para inventor kita, itu bisa diterima dan didanai oleh program Matching Fund/Kedaireka”.
Selain mengutarakan harapannya, Ketua Gugus Tugas Ketahanan pangan Unila, menginformasikan bahwa sudah ada yang masuk satu proposal dari Dr. Radix Saharjo dan Tim, dengan nama proposal TrichoMax-FP Unila dan Melada sebagai solusi tepat untuk mengatasi permasalahan penyakit busuk pangkal batang lada guna mengembalikan kejayaan lada di Provinsi Lampung.
“Kedepan akan banyak lagi proposal-proposal yang dihasilkan oleh para peneliti yang sekaligus juga sebagi inventor, seperti inovasi FP Unila, diantaranya; alat perjang batang singkong (rabakong), kemudian Pemotong /stek batang singkong (petokong)”.
“Ada lagi yang kita susulkan, yaitu telor asin ayam layer, turunan-turunan pembuatan Biocart, pembuatan pupuk organik yang sudah dikenal Organonitrofos, dan kita akan membuat proposal-proposal tersebut”.
Prof. Irwan Sukri Banuwa melihat bahwa ada satu yang menarik dari apa yang disampakan Prof. Udin Hasanudin (dosen FP Unila/ anggota tim gugus tugas ketahanan pangan Unila) pada acara Sosialisasi dan Pembuatan Proposal Matching Fund/Kedaireka.
Bahwa program pengembangan sawit rakyat dalam arti permudaan tanaman kelapa sawit tua yang ada di Provinsi Lampung memiliki jumlah yang sangat banyak, dan petani kelapa sawit mendapatkan bantuan dari badan pengelola dana kelapa sawit sebesar 30 juta per hektar dalam rangka melakukan permudaan.
“Batang-batang kelapa sawit yang sudah tidak bermanfaat lagi, ternyata itu bisa mendapatkan nilai tambah bagi para petani kelapa sawit, diantranya adalah: diambil empulurnya untuk memperoleh nira kelapa sawit, jumlah niranya cukup fantastis sekitar 150 liter per batang, dan nira tersebut bisa digunakan atau bisa dibuat gula kelapa sawit atau dibuat turunan-turunannya”.
“Banyak lagi yang bisa dibuat proposal oleh bapak dan ibu dosen FP Unila yang merupakan inventor didalam pelaksanaan penelitian selama ini, dan mudah-mudahan itu bisa memberikan kontribusi kepada peningkatan ketahanan pangan nasional”.
“Mudah-mudahan dalam waktu singkat proposal-proposal yang dihasilkan oleh para dosen FP Unila yang juga merupakan inventor, proposal itu bisa lebih banyak. Dan bukan hanya itu saja, masih banyak produk-produk yang belum ditampilkan diruang rapat tadi. Itu akan menyusul”.
“Tentunya proses pembuatan proposal itu akan dibuat semaksimal mungkin dengan mengikuti panduan Matching Fund tahun 2022 yang dihasilkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi”.
Ketua tim gugus tugas ketahanan pangan Unila berharap kepada para anggota tim, agar bisa merespon untuk membuat proposal terkait dengan panduan Matching Fund tahun 2022 sebanyak mungkin.
Maju Cemerlang Faperta Kita.