Universitas Lampung, Faklutas Pertanian Jurusan Peternakan melalui Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S., dan Dr. Ir. Erwanto, M.S., melaksanakan program Faperta Berkarya (Fakultas Pertanian Berkarya) dengan topik Sistem Integrasi Ternak Sapi dengan Perkebunan Kelapa Sawit, Kamis, 21 Maret 2024 di Radar lampung Televisi.
Masalah bangsa: Indonesia defisit daging sapi, sehingga harus impor. Impor sudah mencapai ± 36% dari kebutuhan. Rataan konsumsi protein hewani sangat rendah, yang berakibat pada banyak gangguan kesehatan, gangguan pertumbuhan (kasus stunting), otak kurang berkembang. Upaya meningkatkan produksi ternak sapi harus didukung oleh ketersediaan pakan ternak.
Basis daya dukung pakan hijauan terus menurun: Basis daya dukung pakan hijauan terus menurun. Ketersediaan lahan untuk menanam rumput unggul semakin terbatas, karena kebutuhan lahan untuak tanaman pangan dan perkebunan. Jadi harus dicarikan alternatif lain dalam penyediaan pakan untuk ternak sapi, termasuk menggunakan limbah sawit. Sapi juga berpotensi memanfaatkan vegetasi hijauan atau gulma yang ada di lahan perkebunan sawit (Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S).
Ternak sapi diberi kemampuan menggunakan pakan yang berserat kasar tinggi: Ternak sapi diciptakan Allah SWT untuk mampu memanfaatkan pakan berserat kasar tinggi. Perut ternak sapi dihuni oleh mikroba rumen yang mampu memfermentasi pakan. Namun, mikroba rumen perlu dibantu dan dimudahkan kerjanya dengan penerapan teknologi pengolahan pakan (Dr. Ir. Erwanto, M.S).
Penerapan teknologi pengolahan pakan limbah sawit: Aneka jenis limbah sawit dapat digunakan untuk pakan ternak (pelepah sawit, bungkil sawit, sabut sawit, lumpur sawit). Telah tersedia beberapa macam teknologi pengolahan pakan (pencacahan, amoniasi pakan, fermentasi pakan, silase pakan, suplemen zat-zat nutrisi an-organik dan organik, dll.) untuk meningkatkan ketercernaan pakan.
Sistem Integrasi Sapi-Kelapa Sawit (SISKA): Salah satu revolusi besar praktik pertanian di Indonesia yang pesat penerapannya dalam 5-10 tahun terakhir adalah SISKA. Pada SISKA, ternak sapi dirancang untuk bisa digembalakan di lahan Perkebunan sawit untuk menggunakan biomassa tanaman atau gulma yang tumbbuh di bawah pohon sawit.
Dengan berkembangnya SISKA maka daya tampung ternak sapi di Indoneisa meningkan bebeapa kali lipat karena tersedianya lahan penggembalaan. Penerapan SISKA tentu harus dirancang untuk menguntungkan tanaman sawit dan ternak sapi.
Sumber data, Fakultas Pertanian Universitas Lampung, 2024.
Selengkapnya klik Sistem Integrasi Ternak Sapi dengan Perkebunan Kelapa Sawit
Maju Cemerlang Faperta Kita.