Universitas Lampung, Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian (FP Unila) membahas topik tentang Peningkatan Populasi Ternak Sapi Melaui Perbaikan Manajemen Pakan, Reproduksi, dan Kesehatan, melalui program siaran FAPERTA BERKARYA dengan narasumber (Dosen Jurusan Peternakan) oleh Siswanto, S.Pt., M.Si., Anggi Derma Tungga Dewi, S.Pt., M.Sc., dan drh. Ririn Angriano, M.Si. Kamis 30 Januari 2025 di Radar Lampung Televisi.
Konsumsi daging sapi di Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan rata-rata konsumsi dunia. Data dari OECD FAO menunjukkan bahwa konsumsi daging sapi nasional pada tahun 2023 sebesar 2,25 kg/kapita/tahun, jauh di bawah rata-rata konsumsi dunia yang mencapai 6,31 kg/kapita/tahun.
Beberapa penyebab rendahnya angka konsumsi daging sapi disebabkan harga daging sapi yang relative tinggi, preferensi masyarakat, dan tingkat pendapatan masyarakat yang rendah. Tingginya harga daging sapi disebabkan ketersedian daging di pasaran yang masih terbatas dan ketergantungan sapi bakalan dan daging impor di pasar internasional dapat mempengaruhi harga daging sapi di dalam negeri.
Berdasarkan data Sensus Pertanian Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, populasi ternak sapi di Provinsi Lampung mencapai 660.191 ekor. Jumlah ini setara dengan 5,83% dari total populasi sapi potong nasional yang sebesar
11.318.085 ekor. Artinya, sekitar 5,83% sapi potong di Indonesia berasal dari Lampung. Pemerintah Provinsi Lampung memiliki target untuk meningkatkan populasi sapi dan kerbau hingga mencapai 1 juta ekor pada tahun 2025. Hal ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjadikan Lampung sebagai salah satu sentra peternakan sapi di Indonesia.
Beberapa faktor yang dapat dilakukan untuk mendukung program pemerintah daerah Provinsi Lampung disektor peternakan ini adalah pembenahan manajeman pakan, reproduksi dan kesehatan ternak. Penyediaan pakan berkualitas dan terjangkau sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan produktivitas ternak.
Peningkatan kualitas bibit sapi terus dilakukan untuk menghasilkan ternak yang lebih produktif dan tahan terhadap penyakit serta mendorong program optimalisasi reproduksi ternak untuk meningkatkan angka kelahiran dan populasi sapi. Pencegahan penyakit reproduksi dapat dilakukan melalui vaksinasi, biosekuriti yang ketat, karantina hewan baru, dan pengujian rutin.
Isu-isu terkini reproduksi ternak sangat kompleks dan saling terkait. Peternak perlu memahami isu-isu ini dan menerapkan manajemen reproduksi yang baik untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan peternakan. Penelitian dan pengembangan teknologi reproduksi juga terus dilakukan untuk mengatasi tantangan dan meningkatkan efisiensi reproduksi ternak. Berbagai upaya harus terus dilakukan oleh pemerintah dan peternak, untuk untuk meningkatkan populasi sapi yang pada akhirnya diharapkan dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan daging sapi nasional dan mendukung ketahanan pangan Indonesia.
Sumber Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Jurusan Peternakan 2025.
Selengkapnya silahkan klik PENINGKATAN POPULASI TERNAK SAPI MELALUI PERBAIKAN MANAJEMEN PAKAN, REPRODUKSI, DAN KESEHATAN
Maju Cemerlang Faperta Kita.