PENGARUH PENINGKATAN DOSIS N, P, K (2:3:1) DAN JARAK TANAM PADA PRODUKSI DAN HASIL BENIH TOMAT RAMPAI
(Lycopersicon pimpinellifolium)
Oleh
Ni Nyoman Widia Dani1, Ir.Yayuk Nurmiaty M.S.2,Ir Niar Nurmauli M.S.2
ABSTRAK
Tomat rampai (Lycopersicum pimpinellifolium) merupakan salah satu tanaman sayuran yang biasa digunakan sebagai bumbu masak dan bahan minuman sehat. Tanaman tomat rampai masih sekerabat dekat dengan tanaman tomat (Lycopersicum esculentum). Untuk memproduksi benih tomat rampai bermutu memerlukan pengendalian secara agronomik maupun genetik selama periode produksi benih hingga siap salur. Maka pada periode pembangunan benih perlu dilakukan upaya-upaya kegiatan kultur teknik yang merupakan faktor induced, misalnya dengan melakukan pemupukan dan pengaturan jarak tanam.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan (1) dosis N, P, dan K (2:3:1) yang tepat dalam menghasilkan produksi benih tomat rampai; (2) pengaruh perbedaan jarak tanam dalam menghasilkan produksi benih tomat rampai; (3) pengaruh peningkatan dosis pupuk N, P, dan K (2:3:1) dan jarak tanam yang berbeda dalam menghasilkan produksi benih tomat rampai.
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Bandar Lampung dan dilanjutkan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Maret 2008 sampai Juni 2008. Perlakuan disusun secara faktorial (4 x 4) dalam rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah pemberian pupuk N, P, dan K (2:3:1) terdiri dari 4 taraf dosis N, P, K: AO = tanpa pemupukan; A1 = 100:150:50 kg/ha; A2 = 200:300:100 kg/ha; A3 = 300:450:150 kg/ha. Faktor kedua yaitu 4 jarak tanam terdiri dari: 60 cm x 120 cm (J1); 60 x 150 cm (J2); 75 cm x 150 cm (J3); 75 cm x 150 cm (J4). Kehomogenan ragam data nilai tengah diuji dengan Uji Bartlett dan kemenambahan model diuji dengan Uji Tukey, data diolah dengan sidik ragam dilanjutkan dengan uji perbandingan ortogonal pada taraf nyata 5 % dan 1 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Peningkatan dosis N, P, dan K (2:3:1) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi benih pada variabel tinggi tanaman, jumlah buah per tanaman, bobot basah buah per tanaman, bobot basah buah per petak, dan hasil benih per petak, kecuali pada variabel bobot kering berangkasan, jumlah tandan per tanaman, dan hasil benih per tanaman; (2) Jarak tanam 60 cm x 120 cm menghasilkan tanggapan tertinggi pada variabel hasil benih per petak, sedangkan pada variabel jumlah buah per tandan tanggapan tertinggi terjadi pada jarak tanam 75 cm x 120 cm dan 75 cm x 150 cm; dan (3) Tidak ada interaksi antara dosis N, P, dan Kdengan jarak tanam, kecuali pada variabel jumlah buah per tandan tanggapan tertinggi pada dosis 300:450:150 kg/ha pada jarak tanam (75 cm x 120 cm dan 75 cm x 150 cm).
