Program Faperta Berkarya kembali hadir dengan topik “Agroforestri dan Peranannya dalam Mitigasi Bencana Banjir dan Longsor serta Mendukung Sosial Ekonomi Masyarakat”, bertempat di Radar Lampung TV, Kamis (16/1/2020).

Program tersebut menghadirkan Dosen Fakultas Pertanian (FP) Unila yaitu Dr. Ir. Gunardi Djoko Winarno, M.Si., Dr. Hendra Prasetia, S.Hut., M.Sc., dan Novriyanti, S.Hut., M. Si., sebagai narasumber.

Peran Agroforesti

Beberapa saat yang lalu, Provinsi Lampung telah mengalami bencana banjir dan longsor diberbagai daerah yang telah memakan korban. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan tanah untuk menyerap air kedalam tanah dan mengikat struktur tanah, sehingga bencana banjir dan longsor terjadi begitu massive.

Hutan mempunyai peran sangat penting dalam menahan aliran permukaan(run-off) yang sangat signifikan mengurangi terjadinya banjir dan longsor. Dalam pembangunan hutan di kawasan DAS, kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan merupakan faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan, sehingga pola agroforestri merupakan pilihan yang tepat.

Agroforestri adalah sistem penggunaan lahan (usahatani) yang mengkombinasikan pepohonan dengan tanaman pertanian untuk meningkatkan keuntungan, baik secara ekonomi maupun lingkungan yang terdiri atas tiga komponen pokok yaitu kehutanan, pertanian dan peternakan.

Praktek Pemanfaatan Agroforestri

Salah satu praktek pemanfaatan agroforestri yang berkaitan dengan tumbuhan oleh masyarakat lokal biasanya disebut etnobotani. Secara sederhana dimaknai sebagai ilmu yang mempelajari hubungan saintifik antara komunitas masyarakat lokal/asli terhadap tumbuhan.

Salah satu contoh masyarakat yang memiliki konsepsi etnobotani dalam praktek kehidupan sehari-hari adalah masyarakat Desa Pahmungan, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat, Krui.

Masyarakat Desa Pahmungan memiliki interaksi dengan Repong Damar yaitu sebuah sistem agroforestri kompleks yang mengkombinasikan tanaman kehutanan yakni pohon damar mata kucing (Shorea javanica) dengan banyak jenis tanaman lain mulai dari yang paling tinggi (strata A) hingga yang berada di permukaan tanah (strata D). Dengan demikian, pasti menghasilkan banyak jenis pengetahuan dan kearifan lokal penting bagi perlindungan spesies dan lingkungan.

Konsepsi pengetahuan dan praktik kearifan lokal masyarakat perlu dibangkitkan kembali demi menekan gangguan terhadap alam. Lagipula, banyak jenis tumbuhan tersebut yang juga berfungsi sebagai penahan erosi dan mampu menyerap air dengan baik.

Bagian vegetasi yang berada di atas permukaan tanah, seperti daun dan batang menyerap energi perusak hujan, sehingga mengurangi dampaknya terhadap tanah, sedangkan bagian vegetasi yang ada dalam tanah, yang terdiri dari system perakaran, meningkatkan kekuatan mekanik tanah.

Keberadaan vegetasi hutan dan serasah, air hujan yang jatuh di atas lahan ini tidak semuanya berubah menjadi aliran permukaan, bahkan hampir sebagian besar mampu diubah menjadi air bawah permukaan (groundwater).

Kondisi demikian tidak hanya penting dalam penyediaan air tanah, namun lebih jauh dari itu sangat penting dalam mempertahankan kestabilan tanah terutama di daerah-daerah berlereng curam. Jenis-jenis tersebut antara lain Kluwih (Artocarpus altilis Park. ex Zoll. Forsberg), bambu hitam (Gigantochloa atroviolaceae Widjaja), mahoni, angsana, yang biasa ditanam sebagai peneduh di sekitar jalan, dan sebagainya.

Porang mendukung kelestarian agroforestri

Salah satu tumbuhan bawah yang dapat mendukung kelestarian agroforestri adalah porang (kelompok talas-talasan).  Tanaman ini sebagai sumber pangan dunia (Cina, Jepang, Korea, Amerika, Eropa dan Australia).  Selain sebagai sumber pangan juga dimanfaatkan sebagai bahan lem, cat, uang kertas, kosmetik, obat kanker.  Bahan baku ini bernilai ekonomi yang dapat mendukung kesejahteraan petani dan keberadaan agroforestri.   

Porang juga diketahui dapat melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan sehingga mengurangi terjadinya erosi yang merusak kesuburan tanah.  Secara ekologis porang membantu perlindungan ekosistem hutan.
(Sumber : FP Unila 2020).

Maju Cemerlang Faperta Kita.

Leave a Reply