Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila) menggelar acara Diseminasi dan Launching Program Matching Fund Patriot Pangan Kampus Merdeka Tahun 2022 dengan mengangkat tema Peningkatan Produksi dan Peningkatan Pemanfaatan Limbah Pertanian dan Peternakan untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional, diselenggarakan di aula pertanian, Selasa, 6 Desember 2022.

Terdapat 10 (sepuluh) anggota konsorsium patriot pangan perguruan tinggi negeri dalam pelaksanaan Matching Fund Patriot Pangan Kampus Merdeka Tahun 2022, diantaranya : IPB University, Universitas Gadjah Mada, Universitas Pattimura, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Mataram, Universitas Tanjungpura, Universitas Syiah Kuala, Universitas Mulawarman, Universitas Negeri Gorontalo, dan Universitas Lampung.

Dalam Program Matching Fund Patriot Pangan Kampus Merdeka Tahun 2022, Unila melalui Fakultas Pertanian mengangkat judul “Peningkatan Produksi dan Peningkatan Pemanfaatan Limbah Pertanian dan Peternakan untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional”, yang terdiri dari 4 (empat) sub kegiatan yaitu:

  1. Pendampingan Petani Singkong Dampak Dihapuskannya Pupuk Bersubsidi.
  2. Pencegahan dan Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak melalui pakan berkualitas, status imunitas, dan biosekuriti.
  3. Peningkatan Produksi Sapi Potong Melalui Rekayasa Ransum Berbasis Batang Singkong.
  4. Peningkatan Nilai Tambah Telur Ayam Ras melalui Pembuatan Telur Asin “Ayam Layer”.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) selaku Ketua Konsorsium Patriot Pangan yang diwakili oleh Prof. Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr., dalam sambutannya melalui konferensi video mengatakan, bahwa kegiatan launching program matching fund sudah dilaksanakan di 10 (sepuluh) universitas.

Kegiatan ini untuk mengantisipasi isu krisis pangan. Sekaligus meningkatkan produksi dan peningkatan pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan untuk mendukung katahanan pangan nasional.

Prof. Ernan menjelaskan, ancaman krisis pangan di Indonesia masih dalam suatu perdebatan. Apakah Indonesia akan terjebak dengan krisis pangan. Karena negara yang mengalami krisis pangan bukan hanya negara-negara berkembang.

“Tapi bahkan krisis pangan juga akan dirasakan oleh negara-negara Eropa. Dan Indonesia sejauh ini masih aman. Tetapi yang kita pikirkan adalah potensinya,” ujarnya.

Prof. Ernan menambahkan, bahwa masalah pangan di Indonesia masih terdapat pada komoditas padi, sehingga perhatian kita masih di situ. Disisi lain masalah dunia adalah kekurangan gandum, jadi WHO sekarang telah menyebarkan sentra-sentra gandum ke seluruh dunia.

“Jika di Indonesia kita punya beberapa sumber pangan karbohidrat, bukan hanya berfokus dengan gandum. Kita punya umbi-umbian. Padi juga masih aman, ada sagu, Sedangkan cadangan beras kita semakin menipis. Karena masih ada perbedaan perdebatan,” jelasnya Prof. Ernan menjawab pertanyaan terkait seberapa besar ancaman krisis pangan di Indonesia oleh perwakilan awak media.

Dekan Faklutas Pertanian Unila, Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. (selaku penanggung jawab kegiatan Kedaireka Matching Fund Konsorsium Patriot Pangan Nasional Unila) mengungkapkan, bahwa Unila ditugaskan menjadi koordinator wilayah II (dua) Sumatera bagian selatan dalam program matching fund patriot pangan kampus merdeka.

Dekan FP Unila mengatakan di Lampung program ini telah dilakukan selama 70 hari sejak 22 Juni 2022 di berbagai kabupaten di Lampung. Selama sekitar 3 bulan fokus mengimplementasikan inovasi teknologi pertanian ini dilakukan di Kabupaten Lampung Timur, Pesawaran, Tulangbawang Barat, Lampung Tengah, Pringsewu, Mesuji, dan Lampung Selatan.

Ada 4 (empat) sub kegiatan Diseminasi dan Launching Program Matching Fund Patriot Pangan Kampus Merdeka Tahun 2022 Unila, Prof. Irwan mengatakan, Unila mencari masalah-masalah yang krusial di Lampung bahkan nasional untuk mencari solusi dalam mengatasinya.

Seperti penghapusan pupuk bersubsidi pada tanaman singkong, Dekan FP Unila mengajak kepada para peneliti (dosen FP Unila) untuk mencari solusinya seperti apa. Prof. Irwan S Banuwa mengatakan. adalah efisiensi penggunaan pupuk buatan dan menambah pupuk organik baik padat maupun cair.

“Ini akan menjadi salah satu solusi terkait dengan aspek budidaya tanaman singkong. Kemudian yang menjadi wabah nasional juga adanya penyakit mulut dan kuku, maka kita cari solusinya itu dengan pakan berkualitas dan kesehatan tentang hewan ternak,” tuturnya.

Bahwa program matching fund patriot pangan memiliki alat untuk memanfaatkan batang singkong dengan bahan baku sangat berlimpah di Lampung.

“Ini belum pernah dicoba pihak manapun. Dan kita sudah mempunyai hak patennya. Alat rabakong bisa menghasilkan serbuk batang singkong yang dapat meningkatkan bobot harian sapi yang sudah dilaksanakan di 4 kabupaten dengan kisaran antara 0,6-1,08 kg/ekor perhari,” ungkapnya.

Terkait kelebihan suplai telur ayam ras, Prof. Irwan menyatakan selama ini petani kesulitan mensuplai pada waktu produksi tinggi, sementara daya beli tetap.

“Dan dalam program ini kami berikan solusi membuat telur asin ayam ras atau telur asin ayam layer dengan alat yang sudah diciptakan oleh FP Unila dan ini ternyata bisa mengatasi persoalan-persoalan petani peternak kita,” jelasnya Dekan FP Unila.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Lampung, Prof. Dr. Yulianto, M.S., mengapresiasi kinerja tim Patriot Pangan Nasional Unila yang menjalankan program Matching Fund Patriot Pangan Kampus Merdeka Tahun 2022 dengan maksimal.

“Ini pekerjaan luar biasa. Dana yang begitu besar bisa terserap dalam tiga bulan itu luar biasa. Kalau timnya tidak tangguh, saya kira akan sulit untuk menyelesaikan program ini,” tutur Prof. Yulianto dalam sambutannya yang mewakili plt. Rektor Unila.

Prof. Yulianto mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Dirjen Dikti dan ketua Konsorsium Patriot Pangan yang memberi kepercayaan pada Unila melaksanakan Program Matching Fund Patriot Pangan Kampus Merdeka Tahun 2022.

Selain itu, Wakil Rektor Unila Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, melaporkan bahwa dalam melaksanakan kegiatan Program Matching Fund Patriot Pangan Kampus Merdeka Tahun 2022. Unila melibatkan sebanyak 30 orang Dosen dan 64 Mahasiswa. Kegiatan ini terkait dengan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Unila yaitu IKU 2, 5 dan 7.

Dalam program matching fund patriot pangan kampus merdeka tahun 2022 saat ini di Unila hingga waktu 2024, Wakil Rektor Unila berharap Fakultas Pertanian bisa mengajak fakultas-fakultas lainnya yang ada dilingkungan Unila untuk berpartisipasi pada kegiatan matching fund guna meningkatkan Unila dalam kegiatan matching fund.

Acara ini turut diikuti oleh tim patriot pangan Unila diantarnya: Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mesuji, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Lampung Timur, Ketua Koperasi PPN Provinsi Lampung, Kepala BPP Kecamatan Sukadana Lampung Timur.

BPP Kecamatan Tegineneng Pesawaran, BPP Kecamatan Gunung Sugih Lampung Tengah dan Perwakilan Mitra Petani Peternak antara lain Ketua Kelompok Tani Sido Mekar Pringsewu, dan Ketua Kelompok Ternak Desa Margowaluyo Lampung Selatan.

Maju Cemerlang Faperta Kita.