Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Unila
Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian resmi berdiri pada tahun 1994 setelah sebelumnya berupa program studi. Pada akhir tahun 2012 jurusan Proteksi Tanaman bersama Jurusan Budidaya Pertanian dan Jurusan Ilmu Tanah dimerger menjadi jurusan Agroteknologi, namun dengan berbagai pertimbangan, pada pertengahan tahun 2016, Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian diaktifkan kembali.
Pada saat ini Jurusan Proteksi Tanaman memiliki 24 dosen dengan 6 profesor dan 12 doktor. Dosen-dosen Jurusan Proteksi Tanaman melaksanakan penelitian-penelitian dan memberikan penyuluhan kepada petani tentang pengendalian hama dan penyakit tanaman melalui Klinik Pertanian Keliling.

Perbedaan Hama dan Penyakit Tumbuhan
Hama merupakan makhluk hidup, berupa hewan yang dapat kita lihat dengan mata telanjang, yang mengganggu dalam sistem budidaya tanaman dan ketika mencapai populasi tertentu akan menimbulkan kerugian secara ekonomi. Contohnya: belalang, tungau, wereng, tikus, tupai dan lain sebagainya (sebagian besar berasal dari kelompok serangga).
Gangguan yang disebabkan oleh organisme hidup bukan hewan seperti bakteri, virus, jamur digolongkan sebagai penyakit tumbuhan. Penyakit tumbuhan adalah gangguan fungsi fisiologis tumbuhan yang disebabkan oleh patogen primer dan menimbulkan gejala.

Waspada terhadap penyakit pada Musim Hujan
Penyebab penyakit, khususnya jamur dan bakteri merupakan penyebab penyakit yang akan cepat perkembangannya pada waktu musim hujan. Kelompok mikroba ini tahan terhadap suhu yang rendah, kelembaban yang tinggi, dan ketersediaan air (menggenang) yang cukup. Dan semua kondisi itu dapat ditemukan pada musim penghujan.
Ibaratnya pada musim penghujan itu mereka tidur di hotel mewah dengan fasilitas lengkap, kalau di musim kemarau mereka hidup di ruang yang panas dan pengap dengan fasilitas yang kurang. Jadi pertumbuhan dan perkembangannya akan lebih baik di musim penghujan daripada di musim kemarau.
Nah, selanjutnya apakah di musim hujan ini tidak ada hama? Tentu saja tetap ada serangan hama, namun secara umum kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit tanaman lebih tinggi.
Pada musim hujan harus tetap memperhatikan serangan hama. Terlebih beberapa serangga mampu berperan sebagai vektor penyakit tanaman. Sebagai contoh apabila dalam satu lahan ditemukan tanaman yang terkena penyakit kerdil pisang (bunchy top), dan di situ terdapat serangga vektornya, Pentalonia nigronervosa.
Pengendalian yang dilakukan jangan menebang tanaman yang terinfeksi dulu, tetapi mematikan atau mengendaliak serangga vektornya, setelah serangga vertornya tidak ada, baru tanaman pisang yang terinfeksi itu ditebang.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian yang sangat dianjurkan adalah menggunakan konsep pengendalian terpadu hama dan penyakit tanaman. Pengendalian ini menggabungkan dan mengintegrasikan beberapa teknik pengendalian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Mulai dari penggunakan bibit yang sehat atau toleran atau tahan, sistim budidaya yang diperbaiki (kultur teknis), aplikasi agensia hayati hingga alternatif terakhir dengan menggunakan racun kimia (pestisida: insektisida, fungisida, bakterisida dll).
Dari berbagai cara pengendalian yang dapat dilakukan, sebetulnya kembali lagi perlu ditegaskan bahwa pengendalian secara preventif/pencegahan itu akan lebih baik, karena lebih mudah dan lebih murah.
Aplikasi Agensia Hayati
Agensia hayati merupakan mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk menekan perkembangan hama taupun patogen tanaman. Kalau mikroorganisme yang mampu menekan patogen tanaman disebut sebagai antagonis. Contohnya Trichoderma, Pseudomonas fluorescen, Verticillium.
Sedangkan mikroorganis yang mampu menginfeksi dan mematikan serangga hama disebut jamur entomopatogen, contohnya antara lain Beauveria bassiana, Metarhizium, Purpureocillium, Cordycep dan lain sebagainya.
Jurusan Proteksi Tanaman Unila berhasil mendapatkan isolat jamur Beauveria bassiana yang tahan terhadap methyl thiofanate, yaitu bahan aktif fungisida yang digunakan untuk mengendalikan penyakit blast dengan 1x dosis.
Begitu juga dengan isolat jamur Metarhizium flavoviride yang tahan terhadap methyl thiofanat hingga 4x dosis.

Tips untuk Petani dalam Budidaya di Musim Penghujan
- Membuat drainase (persiapan pembuangan air)
- Rajin melakukan pruning atau pemangkasan untuk mengurangi kelembabab sekitar daun
- Rajin melakukan pengamatan atau patroli kalau-kalau ada tanaman yang bergejala baik busuk, bercak, layu, kerdil maupun mati mendadak
- Mempersiapkan alat pengering untuk pasca panen hal ini sangat penting untuk mengantisipasi cuaca mendung (tanpa sinar matahari) sementara kita harus menjemur hasil biji-bijian agar tidak terserang jamur pasca panen
- Segera mencabut apabila ada tanaman yang mati mendadak atau busuk dan bisa dilaporkan/dikonsultasikan ke kami Jurusan Proteksi Tanaman Unila.
- Berdo’a
Maju Cemerlang Faperta Kita