Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jurusan Kehutanan, (KHT FP Unila), melaksanakan program Siaran Faperta Berkarya (Fakultas Pertanian) di Radar Lampung Televisi dengan topik Wisata Hidupan Liar (Wildlife Tourism) oleh Prof. Dr. Ir. Sugeng P Harianto, M.S., Dr. GunardiDjoko Winarno, M.S. Kamis 13 Februari 2025, di Radar Lampung Televisi.

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. (UU RI No. 10 Tahun 2009).

Hidupan Liar adalah kehidupan liar meliputi semua tanaman, hewan dan organisme lain yang tidak didomestikasi.

Menurut UU No. 5 UU Tahun 1990 ttg  Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya bahwa tumbuhan  liar  adalah  tumbuhan  yang  hidup  di  alam  bebas  dan/atau  dipelihara,  yang  masih mempunyai kemurnian jenisnya.

Satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat, dan/atau di air, dan/atau di udara yang  masih  mempunyai  sifat-sifat  liar,  baik  yang  hidup  bebas  maupun  yang  dipelihara  oleh manusia.

Habitat  adalah  lingkungan  tempat  tumbuhan  atau  satwa  dapat  hidup  dan  berkembang  secara alami.

Wisata hidupan liar mengacu pada pengamatan dan interaksi dengan kehidupan satwa dan tumbuhan  di habitat aslinya.

Pentingnya wisata hidupan liar adalah untuk kesehatan dan kesejahteraan seluruh penghuni planet bumi ini.  Rekreasi, Edukasi, Peduli terhadap tumbuhan dan satwa liar akan membangun hubungan yang harmonis dalam kehidupan dunia ini.

Melalui wisata hidupan liar dapat mencegah perburuan dan perdagangan satwa, sehingga kepunahan satwa dapat dihindari. 

Perdagangan satwa liar dan bagian-bagiannya merupakan perdagangan internasional kriminal yang bernilai sekitar $20 miliar per tahun.  Beberapa spesies ikonik — termasuk mamalia gajah, badak, dan harimau, serta banyak spesies aves, reptile, amphibi, lainnya — menuju jurang kepunahan.

Laporan WWF menunjukkan bahwa 93% dari semua situs warisan alam mendukung rekreasi dan pariwisata dan 91% di antaranya menyediakan lapangan kerja.

Misalnya, di Belize, lebih dari 50% populasi dikatakan didukung oleh pendapatan yang dihasilkan melalui pariwisata dan perikanan terkait terumbu karang. Melihat gorilla di Uganda ($ 800) Rp 13 juta per jam.

Kosta Rika bisa dibilang ibu kota burung kolibri dunia. Negeri ini populer bagi pengamat burung, dengan daya tarik utama 50 spesies burung kolibri — menurut CostaRica.org

Total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2024 sebesar 12,66 juta kunjungan. Sedangkan jumlah kunjungan wisatawan ke Lampung Berdasarkan data dari Dispar Pemkot Bandar Lampung sebanyak 2.030.386 di tahun 2023 terdiri dari wisatawan nusantara 2.010.543 orang dan mancanegara 9.839 orang.

Destinasi wisata hidupan liar di Indonesia dan khususnya Lampung berada di Kawasan hutan seperti taman nasional, hutan lindung dan hutan produksi yang perlu ditingkatkan pengelolaannya.

Sumber data Fakultas Pertanian Universitas lampung, 2025.

Selengkapnya klik Wisata Hidupan Liar (Wildlife Tourism)