KAJIAN KOMPOSISI FILTER PADA PROSES PENYARINGAN
AIR SUNGAI KELURAHAN GUNUNG SULAH BANDAR LAMPUNG
SEBAGAI BAHAN BAKU AIR INDUSTRI PANGAN
Oleh
Indah Furizay 1), Suharyono 2), dan Otik Nawansih2)
ABSTRAK
Sentra industri tahu di kawasan Gunung Sulah Bandar Lampung tidak memiliki sistem pengolahan limbah cair. Limbah cair yang ditimbulkan langsung dibuang ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu, sehingga menyebabkan pencemaran sungai. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemanfaatan kembali air limbah yang telah dibuang ke sungai melalui proses pengolahan sederhana terlebih dahulu yaitu dengan cara filtrasi. Tujuan penelitian yaitu mengetahui komposisi filter terbaik pada proses penyaringan air sungai, yang menghasilkan air sebagai bahan baku air industri pangan tahu, sesuai standar baku mutu air industri pangan.
Air sungai sebanyak + 8000 ml disaring dengan filter dalam bejana kaca dengan komposisi: (1) Ijuk, Pasir, Zeolit, Arang batok, Ijuk (F1), (2) Ijuk, Zeolit, Arang batok, Pasir, Ijuk (F2), (3) Ijuk, Arang batok, Pasir, Zeolit, Ijuk (F3), (4) Ijuk, Pasir, Ijuk, Arang batok, Ijuk (F4), (5) Ijuk, Pasir, Ijuk, Zeolit, Ijuk (F5). Kran pembuangan di tutup, air sungai dibiarkan kontak dengan media filter + 15 menit. Masing-masing ketebalan bahan sebesar 5 cm. Setelah itu, kran dibuka dan air dianalisis uji organoleptik (bau dan warna), kekeruhan, total padatan tersuspensi (TSS), suhu, dan pH. Data selanjutnya di analisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan standar air baku mutu industri pangan, sehingga diketahui perlakuan terbaik. Untuk air hasil perlakuan terbaik dianalisis nilai DO, BOD, COD, kadar Fe, Mn, dan Mg, serta Escherichia coli.
Berdasarkan standar kualitas air, komposisi filter terbaik yaitu perlakuan F2. Dimana bau lebih baik dari sampel sebelum filtrasi (sedikit tidak bau), warna jernih, kekeruhan 10 FAU, TSS 263,33 mg/L, suhu 27,53 oC, pH 6,94, DO 5,76 mg/L, BOD 2,56 mg/L, COD 9,5 mg/L, Fe dan Mn tak terukur, Mg 0,06 mg/L, dan Coliform negatif.
