Himpunan Mahasiswa Peternakan Universitas Lampung (Himapet Unila) mendapat kesempatan mengaplikasikan keilmuan yang didapat lewat Program Hibah Bina Desa (PHBD) Direkrorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti). Dalam program ini membidik Desa Rejomulyo, Jati Agung, Lampung Selatan.
Rombongan mahasiswa memakai jaket almamater warna hijau keluar dari Gedung Serba Guna (GSG) Unila kemarin [30/12). Salah satu di antaranya menghampiri Radar Lampung yang sebelumnya memang membuat janji. Dia adalah Dwi Haryanto, salah satu mahasiswa penanggung jawab PHBD. Dwi mengawali ceritanya, menurut dia, Himapet baru satu kali, mengikuti PHBD, dan, dia juga tak menyangka Himapet berhasil mendapat kucuran dari program tersebut. “Kami baru sekali ikut program ini. Proposal dikirimkan pada Maret 2014,” katanya antusias. Menurut dia, dalam program ini Himapet membidik Desa Rejomulyo, Jati Agung, Lampung Selatan.
Dalam proposalnya, Himapet memaparkan fungsi biogas dari pemanfaatan kotoran hewan untuk energi alternatif. Desa Rejomulyo dipilih lantaran mayoritas warganya memelihara sapi. Kotoran sapi merupakan bahan baku utama untuk menciptakan biogas. “Kami memilih Desa Rejomulyo, Juni 2014 kami presentasi di Dikti Jakarta dan dua bulan kemudian, kami mendapat kepercayaan untuk mengikuti Program PHBD ini,” katanya.
“Desa Rejomulyo ini juga sepengetahuan kami setiap turun ke lapangan, banyak warga yang memelihara sapi”, katanya. Kotoran sapi biasanya untuk penyubur tanaman. Namun, masalah timbul pada saat musim hujan atau musim tanam tiba. Kotoran sapi menumpuk dan mengganggu kenyamanan penduduk itu sendiri. “Dari situ muncul ide untukmembuat biogas dengan menggunakan kotoran sapi tersebut” .
Pada September 2014, Himapet mendapat kucuran dana Rp 50 juta untuk melaksanakan PHBD, Sepanjang September hingga Desember Himapet merealisasikan teori dalam proposalnya ke lapangan. Untuk tahap awal ini, biogas yang dihasilkan hanya bias untuk memasak. Menurut dia saat ini di Rejomulyo sudah ada empat rumah yang memanfaatkan energi biogas untuk memasak. Namun nantinya biogas di desa tersebut diharapkan bisa untuk jadi energi listrik altematif. Tidak mudah ternyata awalnya. Masyarakat di sana kebanyakan masih tergolong awam. Mereka masih aneh dengan kotoran sapi yang dapat diubah sedemikian rupa sebagai pengganti sumber energi. Belum lagi pada saat pembuatan tabung biogasnya. Kami membuat empat titik di desa itu dan sering terinjak hingga sobek oleh ternak kenangnya. Keuntungan memakai biogas menurut dia, yang paling utama adalah irit. Warga tak perlu lagi membeli gas elpiji. Selain itu kotoran sapi tak menumpuk. Sehingga lingkungan bisa terjaga. Biogas ini juga ramah lingkungan. “Meski programnya sudah selesai tapi kami masih follow up” kata Dwi. Eko Adi Sanyoto, salah satu anggota kelompok tani desa Rejolmulyo merasa bersyukur dengan adanya PHBD ini. Ditambah lagi program ini dilakukan oleh generasi muda yang masih mau peduli dengan lingkungan dan masyarakat. Kotoran sapi itu sebenarnya limbah yang cukup mengganggu tapi ternyata bisa dimanfaatkan dengan baik. Para mahasiswa juga sabar member pelatihan dan mengedukasi agar kami bisa mengembangkannya sendiri. Saya bersama para warga mengucapkan terima kasih”, jelasnya.
Salah satu dosen pendamping PHBD, Kusuma Adhianto mengapresiasi berjalannya program ini dan semangat mahasiswanya. Dia menjelaskan jika program ini tidak akan selesai begitu saja, namun masalah ada follow up terus menerus, Sehingga desa yang telah dibina dapat menjad I inspirasi bagi desa lainnya.”Harapan utama kami tentu saja kesejahteraan masyarakat akan meningkat, Bagi mahasiswa juga mereka juga belajar untuk dapat bersosialisasi dan mengaplikasikan ilmu mereka.Seperti menara air; yang mengalirkan air kebawahnya, jangan seperti menara gading, yang hanya indah dilihat (tapi tidak dapat dimanfaatkan,”pungkasnya. (p4/cl/wdi)
Sumber: Radar lampung Cetak, Rabu 31 Des 2014
3 thoughts on “HIMAPET Wakili Unila dalam Program Hibah Bina Desa Tahun 2014 dari DIKTI”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.

keren, biogas nanti lama-lama bisa ganti bbm
iya nih, kapan ya kira2 biogas lebih populer dr bbm dan dijual bebas? hrg bbm terus naik nih
Thanks for sharing.