maria viva rini bdp unila(Unila): Pengembangan mikoriza yang dilakukan oleh Dr. Ir. Maria Viva Rini, M.Sc., tidak hanya pada tanaman kakao dan kelapa sawit. Saat ini juga tengah diteliti pemanfaatan mikoriza pada tanaman lain, seperti jagung dan singkong.
“Kalau pada tingkat riset, tingkat rumah kaca, kita sudah banyak hasil riset yang menyatakan bahwa mikoriza bagus. Sekarang kita sedang menguji tingkat lapangan. Dan ini kalo di lapangan kompetitif enggak dengan yang lain,” kata Dr. Ir. Maria Viva Rini, M.Sc., Selasa (06/03).
Saat ini ia tengah melakukan penelitian pada kebun percobaan di Kelurahan Campang Raya, Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung. “Ada beberapa tanaman yang saya teliti, salah satunya jagung,” terangnya.
Kegiatan ini baru satu bulan digelutinya. “Selama ini kita screening dulu di rumah kaca mana yang bagus. Setelah itu kita coba di lapangan,” lanjut Ketua Asosiasi Mikoriza Indonesia (AMI) Lampung ini.
Dosen pengampu mata kuliah Teknik Perkebunan  Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila) ini juga mengatakan, mikoriza yang digunakan pada penelitian kali ini merupakan isolasi dari tanaman kelapa sawit. Memperbanyak mikoriza tidak dapat dilakukan di media kultur, tapi harus dengan tanaman inang. “Ada tanaman yang ditanam, mikorizanya di berikan ke akar, baru menghasilkan spora,” terangnya.
Maria mengatakan, jagung termasuk yang bagus sebagai tananan inang. Tanaman ini dibuat stres agar menghasilkan banyak mikoriza, “karena kita ingin panen mikorizanya, bukan panen jagungnya,” lanjut perempuan kelahiran Bukittinggi, 04 Maret 1966 ini.
Penelitian yang tengah ia lakukan juga ingin melihat seberapa besar pengaruh mikoriza terhadap tanaman jagung. Ia juga tertarik menerapkan penggunaan mikoriza pada tanaman singkong. Singong, katanya, termasuk tanaman yang membutuhkan mikoriza, sehingga singkong yang di tanam di lahan kritis dapat tumbuh dengan baik.
Menurutnya selama ini banyak penggunaan pupuk yang sia-sia karena tidak terserap oleh tanaman. Ia mengharapkan dengan digunakannya mikoriza, penggunaan sedikit pupukpun, unsur hara dapat diserap dengan baik oleh tanaman sehingga menghasilkan panen yang diharapkan.
Penggunaan pupuk terlalu banyak, kata anggota Malaysian Soil Science Society ini, tidak baik bagi tanah karena tanah menjadi padat. Dengan banyaknya unsur kimia di dalam tanah juga dapat mengakibatkan pencemaran tanah. “Dengan penggunaan mikoriza, dapat menjadi remedial bagi tanah,” terangnya.
Ia berharap, tahun mendatang dapat memperoleh dana riset kembali, sehingga Laboratorium Agronomi lebih berkembang. Kalaupun hasil penelitian ingin di komersilkan, Maria menginginkan dapat dikelola oleh fakultas. Sehingga dapat mengembangkan FP Unila. [HCH]
Wednesday, 07 March 2012 10:16
Sumber: www.unila.ac.id, Foto: FB Maria Viva Rini