Monday, 16 January 2012 09:41
(Unila): Keadaan pemuda saat ini cenderung jauh dari nilai-nilai keagamaan seperti pada zaman Rasulullah Saw,. Pemuda saat ini semakin banyak yang terjebak dalam hedonisme. Sementara itu para generasi penerus bangsa yang memiliki kemampuan lebih ternyata belum didukung oleh jati diri yang mapan. Hal tersebut dapat kita lihat salah satunya melalui banyaknya para pemuda maupun tokoh-tokoh yeng memiliki prestasi lebih namun ternyata lebih senang untuk mendarmabaktikan dirinya untuk negara lain. Masyarakat Indonesia terlihat seolah tidak bangga ketika mampu berkarya di negeri sendiri. Padahal tidak demikian yang seharusnya terjadi. Untuk dapat membangun suatu bangsa, dibutuhkankan para generasai penerus bangsa yang memiliki jati diri yang utuh serta kebanggaan atas jati dirinya tersebut.
Sadar atau tidak, hal tersebutlah yang tengah terjadi di Negara Indonesia saat ini. Banyak terdapat orang pintar dan berprestasi, tetapi lebih senang menetap di luar. Para pemuda yang ada saat ini cenderung terjebak dengan kesenangan sesaat. Jauh dari tuntunan Rasulullah Saw,. Jauh dari ciri seorang muslim yang sesungguhnya. Karena itu, perlu dibangun suatu konsep diri seorang muslim. Dimana ketika seorang muslim menuntut ilmu setinggi mungkin bahkan mampu menguasai suatu bidang tertentu, namun tetap berada dalam bingkai keimanan dan ketaqwaan. Selain itu, adalah penting bagi seorang muslim dalam berbakti kepada kedua orangtua. Betapapun hebatnya seseorang, jika tanpa disertai penghormatan kepada kedua orangtua, hal tersebut tidak akan berarti.
Demikian nilai-nilai yang terungkap dalam beberapa materi yang disampaikan pada MCMB (Motivasi Cendekiawan Muslim Berprestasi) yang diselenggarakan Fosi (Forum Studi Islam) FP Unila (Fakultas Pertanian Universitas Lampung) pada Rabu (11/1) di gedung A FP Unila mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 17.30 sore.
MCMB yang mengusung tema “Menjadi Insan Cendekia Cerdas dan Religius Motor Penggreak Bangsa” ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta ikhwan (laki-laki) maupun akhwat (perempuan). Meski diselenggarakan pada akhir-akhir waktu UAS (Ujian Akhir Semester) namun kegiatan Bidang Kaderisasi FOSI FP ini cukup dapat mencuri perhatian banyak pihak. Hal tersebut terbukti melalui peserta yang tidak hanya berasal dari KAMU (Keluarga Muda) FOSI FP saja, akan tetapi terdapat juga peserta dari berbagai fakultas di Unila bahkan dari kampus-kampus lain seperti IAIN.
Salah satu peserta MCMB Asih Sulistiani (FK’11), akan ada hal lain yang didapatkan dengan mengikuti MCMB FOSI FP ini. “Ikut MCMB di luar fakultas saya jadi bisa menambah wawasan serta teman-teman baru,” ungkap Ani. Ia juga mengakui bahwa sejauh yang ia lewati pada hari pertama MCMB, kegiatan ini sangat menarik. “Materinya bagus-bagus dan disampaikan dengan cara yang menarik juga,” ungkap Ani. [Atika]
Sumber:www.unila.ac.id