Monday, 05 December 2011 13:33
(Unila): Konsumsi masyarakat Lampung terhadap daging ternak masih rendah di bawah indeks nasional. Perlu sosialisasi terus-menerus tercipta kesadaran masyarakat. Demikian dikatakan Syahrio Tantalo, Dosen Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila). Ia juga adalah Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Industri Peternakan Ayam Ras (Pintar) Lampung. Syahrio mengungkapkan hal tersebut pada pembukaan Seminar Nasional Bakti Mahasiswa Peternakan Indonesia di Auditorium Perpustakaan Unila, Jumat (02/11).Lebih lanjut ia mengatakan, berdasarkan hasil riset, indeks mengkonsusmi daging hewan khususnya unggas, masyarakat Lampung masih berada dikisaran 4 kg/kapita pertahun sementara indeks nasional saat ini mencapai 6-7 kg/kapita/tahun. Namun demikian menurut Syahrio, indeks ini masihlah sangat jauh jika dibandingkan dengan negeri jiran Malaysia yang indeks mengkonsusmsi daging hewannya mencapai 23 kg/kapita/ tahun. “Artinya kita benar-benar tertinggal jauh,” kata dia.
Ia mengatakan kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, pertama adalah pendidikan, dimana pendidikan gizi dimasyarakat masihlah sangat kurang sehingga memperngaruhi kebiasaan konsumsi masyarakat. “Jika dilihat dari sisi suplai atau ketersediaan bahan makanan berupa daging ternak sebenarnya tidak ada masalah, tapi dari sisi kemampuan atau daya beli masyarakat terhadap daging ternak memang masih lemah,” tuturnya.
Memang menurut Syahrio, sepintas masyarakat kita cukup familiar dengan daging ayam dan telur sebagai salah satu menu makanan sehari-hari. Namun hal tersebut belum menggambarkan prosi yang tepat dalam mengkonsumsi protein perkeluarga dalam satu tahun. “Saya menyambut baik dengan kegiatan ini. Perlu upaya terus-menerus untuk menyosialisasikan ini kepada masyarakat hingga muncul kesadaran dan membentuk kebiasaan mengkonsumsi daging di masyarakat,” kata dia.
Syahrio juga mengatakan, pemerintah pusat telah berupaya untuk melakukan percepatan budaya mengkonsumsi daging hewan guna mengejar ketertingalan dari Malaysia. Pemerintah telah menetapkan 15 Oktober sebagai hari mengkonusmi telur dan daging ayam. “Siapa lagi yang dapat kita andalkan untuk menyosialisasikan perihal gizi dan baiknya mengkonsumsi daging ternak di tengah-tengah masyarakat jika bukan mahasiswa pertanian khususnya jurusan peternakan,” pungkasnya. [Andry Kurniawan]
sumber:www.unila.ac.id