Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila) jurusan Ilmu Tanah melalui Prof. Ir. Jamalam Lumbanraja, M.Sc., Ph.D., Nur Afni Afrianti, S.P., M.Sc., dan Liska Mutiara Septiana, S.P., M.Si., melaksanakan program Faperta Berkarya di Radar Lampung Televisi dengan topik Mengatasi Permasalahan Lahan Kering Masam dengan Biochar, Kamis, (9/6/2022) dilaboratorium lapang terpadu.
Lahan kering masam merupakan bentuk ekosistem yang tidak pernah tergenang atau digenangi air hampir sepanjang tahun, sebagai penciri spesifik yang membedakan dengan lahan kering lainnya adalah rata-rata pH tanah <5 dan kejenuhan basa <50%.
Permasalahan lahan kering masam:
▪ pH tanah rendah (pH < 5)
▪ Al-dd tinggi.
▪ Kadar bahan organic rendah.
▪ Kadar unsur hara makro essensial rendah.
▪ Beberapa unsur hara mikro dalam jumlah meracun.
▪ Kapasitas pertukaran kation (KTK) tanah rendah.
▪ Kejenuhan basa yang rendah.
▪ Lahan kering masam pada umumnya terdapat didaerah dengan curah hujan tinggi (> 2000 mm/tahun) dengan bulan basah lebih dari 6 bulan sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya erosi dan tingginya pencucian basa-basa.
Potensi lahan kering masam.
Luasan lahan kering masam di Indonesia mencapai 69,4% totalluas lahan kering di Indonesia (tersebar di Kalimantan, Sumatera, Papua, Maluku, Bali, dan NTT. (Litbang Pertanian).
Biochar merupakan bahan padat kaya karbon hasil konversi dari limbah organik (biomas pertanian) melalui pembakaran tidak sempurna atau suplai oksigen terbatas (pyrolysis). Bahan ini berpotensi untuk dikembangkan sebaga salah satu bahan pembenah tanah karena mampu memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah baik secara fisik, kimia maupun biologi.
Sumber bahan baku biochar tidaklah sulit untuk ditemukan, karena sumber bahan baku biochar terbaik adalah limbah organic yang khususnya berasal dari berbagai limbah pertanian, terutama dari limbah sisa pertanian yang sulit terdekomposisi ataupun diolah menjadi kompos.
Potensi dan Manfaat Biochar untuk mengatasi permasalahan lahan kering masam.
▪ Biochar berpotensi untuk dikembangkan sebaga bahan pembenah tanah pada lahan kering masam karena selain biochar dapat berperan dalam memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah, sumber bahan baku biochar juga mudah dan murah untuk didapatkan.
▪ Biochar dapat menurunkan tingkat kemasaman lahan kering masam yang rendah. Biochar memiliki gugus aktif fenol dan karboksil yang dapat mengikat ion H+ dan Al3+ yang tersedia tinggi di tanah masam. Penurunan kemasaman tanah akan berdampak positif terhadap berbagai sifat-sifat tanah lainnya seperti ketersediaan unsur hara makro dan mikro essensial tanaman, kapasitas tukar kation tanah hingga kejenuhan basa tanah yang pada akhirnya akan meningkatkan kesuburan tanah.
▪ Biochar merupakan salah satu bahan sumber karbon tanah karena biochar berasal dari bahan-bahan organic, sehingga penambahan biochar ke tanah akan meningkatkan kadar C-organik tanah. Peningkatan kadar C-organik tanah akan meningkatkan kadar humus dalam tanah yang memiliki peran dalam meningkatkan kapasitas tukar kation tanah yang mampu meningkatkan ketersediaan berbagai unsur hara dalam tanah.
▪ Biochar dapat meningkatkan kadar unsur hara makro essensial tanah dan menurunkan ketersediaan berbagai unsur hara mikro dalam jumlah meracun. Hal ini dikarenakan biochar memiliki kemampuan dalam menjerap dan mempertukarkan kation karena memiliki gugus aktif fenol dan karboksil.
▪ Biochar juga dapat menurunkan erosi tanah yang sering terjadi pada lahan kering masam. Biochar dapat memperbaki struktur tanah, meningkatkan porisitas tanah, kapasitas infiltrasi tanah hingga meningatkan kapasitas penyimpanan air tanah sehingga mampu menurunkan kerusakan tanah akibat erosi oleh air hujan.
▪ Biochar juga dapat memperbaiki kesuburan tanah secara biologi dimana biochar menjadi sumber makanan dan energy serta tempat hidup bagi berbagai organisme tanah, terutama bagi organisme yang berperan dalam berbagai kegiatan siklus hara dalam kaitannya dengan ketersediaan hara dalam tanah.
Sumber data, Fakultas Pertanian Universitas Lampung, 2022.
Maju Cemerlang Faperta Kita.
