Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila) jurusan Agronomi dan Hortikultura melalui Dr. Ir. Agus Karyanto, M.Sc., Dr. Ir. Rusdi Evizal, M.S., dan Dr. Ir. Maria Viva Rini, M.Sc., melaksanakan siaran program Faperta Berkarya di Radar Lampung Televisi dengan topik Potensi dan Pemanfaatan Pupuk Hayati Mikoriza dalam Pertanian, Kamis 18 Agustus 2022, dilaboratorium lapang terpadu.

Produktivitas merupakan kemampuan atau daya dukung lahan pertanian dalam memproduksi tanaman.Produktivitas merupakan kemampuan tanah untuk menghasilkan produksi tanaman tertentu.

Tanah yang produktif ialah tanah yang dapat menghasilkan produksi tanaman dengan baik dan menguntungkan bagi petani yang mengolahnya.

Dewasa ini muncul kekhawatiran terjadinya penurunan produktivitas lahan sehingga akan mempengaruhi ketersediaan pangan secara nasional. 

Kualitas tanah yang rata-rata relatif rendah merupakan salah satu penyebab rendahnya produktivitas lahan pertanian di Indonesia. 

Selain berhubungan dengan karakteristik lahan di daerah tropika basah, yang rentan terhadap erosi dan pemiskinan hara, degradasi atau penurunan kualitas lahan juga banyak disebabkan oleh faktor manusia yang tidak melakukan sistem pengelolaan lahan secara tepat dan berkelanjutan.

Produktivitas tanah sebagai daya dukung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman di atasnya dapat menurun akibat rendahnya kesuburan tanah. Apabila kondisi seperti ini tidak diatasi akan terjadi levelling off, yaitu kondisi dimana pertambahan input hara tidak lagi mampu meningkatkan produksi tanaman.

Peningkatan pemakaian pupuk buatan dan pestisida terkadang menimbulkan masalah bagi lingkungan. Seiring dengan berkembangnya kesadaran tentang pertanian berkelanjutan, makin disadari pentingnya pemanfaatan bahan organik dalam pengelolaan hara di dalam tanah.

Penggunaan pupuk hayati mikoriza merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah dalam rangka meningkatkan produktivitas tanah.

Pupuk hayati adalah pupuk yang mengandung mikroba dan bermanfaat untuk membantu pertumbuhan tanaman. Kebutuhan tanaman akan nutrisi hara dalam tanah itu spesifik. Oleh karena itu, pembuatan pupuk yang terbuat dari tanaman ini sekarang dikembangkan dengan sifat yang spesifik.

Kebutuhan utama nutrisi tanaman adalah nitrogen, fosfat, dan kalium yang mampu memacu pertumbuhan tanaman. Kini produk pupuk hayati ada yang berbentuk tunggal dan majemuk, yang terdiri atas dua atau lebih jenis mikroba yang umumnya disebut sebagai konsorsia mikroba.

Pupuk hayati mikoriza adalah cendawan/jamur yang mampu bersimbiosis dengan tumbuhan dan biasanya pada akar tanaman, untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap patogen serta meningkatkan laju pertumbuhan.  Istilah umum terkait dengan mikoriza antara lain adalah spora, hifa, dan simbiosis mutualisme.

Jenis mikoriza. Mikoriza diklasifikasikan atas endomikoriza, ektomikoriza dan ektendomikoriza. Akan tetapi yang banyak dikenal orang adalah endomikoriza dan ektomokoriza. Endomokoriza yang banyak digunakan yaitu VAM. 

VAM adalah jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman, jamur ini membentuk vesikel dan arbuskular di dalam korteks tanaman.

Vesikel merupakan ujung hifa berbentuk bulat yang berfungsi sebagai organ penyimpan dan arbuskular merupakan hifa yang memiliki struktur dan fungsi sama dengan houstoria dan terletak di dalam sel tanaman.

Famili ini memiliki sembilan genus yaitu; Acaulospora, Gigaspora, Glomus, Sclerocytis, Glaziella, Complexiples, Modecila, Entrospora dan Endogone. Acaulospora, Gigaspora, Glomus, Sclerocytis, merupakan genus yang mampu membentuk VAM.

Apa saja yang dapat bersimbiosis dengan mikoriza
Mikoriza arbuscular (phylum Glomeromycota) membentuk simbiosis mutualisme dengan lebih dari 80% tumbuhan berpembuluh.

Dewasa ini tercatat ada 391,000 species tumbuhan berpembuluh, dan 369,000 species (94 %) adalah tumbuhan berbunga.

Dalam lingkup pertanian, dapat dikatakan bahwa hampir semua tanaman budidaya (tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan dll) mampu bersimbiosis degan mikoriza. 

Simbiosis ini sudah dikenal sejak 400 juta tahun yang lalu dan saat ini lebih dari 200 jenis mikoriza arbuskular.

Cara mendapatkan pupuk mikoriza
Dewasa ini berbagai merk pupuk mikoriza tersedia di pasaran dengan harga sekitar Rp 50.000,00 per kg. Atau dapat juga dibuat sendiri dengan cara yang mudah dan bahan yang sederhana.

Laboratorium di Jurusan AGH juga mampu memproduksi berbagai jenis pupuk mikoriza melalui berbagai tahapan khusus hingga dihasilkan spora dan/atau potongan akar yang mengandung spora mikoriza.

Cara dan dosis aplikasi pupuk mikoriza

Aplikasi pupuk mikoriza ada berbagai cara. Pengaplikasian atau pemberian mikoriza ini sebaiknya dilakukan pada saat awal penanaman seperti saat penanaman di polybag ataupun penanaman di lahan. Atau pada tanaman yang sudah ditanam cara aplikasinya yaitu dengan terlebih dahulu membuat lubang di sekeliling tanaman agar mikoriza dapat langsung mengenai akar.

Dosis aplikasi mikoriza biasnyadihitung berdasarkan jangkauan perakaran tanaman, atau untuk tanaman dalam polybag menyesuaikan dengan ukuran polybagnya.

Misalnya untuk bibit tanaman buah yang ditanam dalam polybag ukuran 35×35 maka dosis mikoriza yang dibutuhkan adalah 100-150 gram, sedangkan untuk polybag yang lebih besar, misal 40×40 maka dosisnya adalah 200-250 gram untuk setiap polybagnya.

Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan simbiosis mikoriza
Menurut para ahli, keberadaan MA dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tanaman simbion, jamur MA itu sendiri, dan jenis tanah. 

Sebagai bentuk keberhasilan asosiasi dapat dilihat dari kolonisasi akarnya. Namun tingkat efektivitas setiap tanaman inang juga berbeda-beda, karena beberapa MA sendiri memiliki spesifikasi dalam memilih dan berasosiasi dengan jenis tanaman tertentu.

Jenis tanaman yang tepat untuk berasosiasi dan kondisi lingkungan akan sangat menentukan tingkat kolonisasi akar, jumlah spora, dan keragaman jenis spora. 

Sifat tanah menjadi faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan mikoriza. Hal ini dapat terjadi karena setiap jenis tanah memiliki kandungan organik dan pH tanah berbeda sehingga dapat ditemukan spora genus jamur mikoriza yang bervariasi.

Beberapa manfaat mikoriza berikut ini bisa di elaborasi

  1. Serapan Air dan Hara.  Ukuran hifa yang lebih halus dari bulu-bulu akar memungkinkan hifa dapat menyusup ke pori-pori tanah yang paling kecil (mikro) sehingga hipa bisa menyerap air pada kondisi kadar air tanah yang sangat rendah.
  2. Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan. Rusaknya jaringan kortek akibat kekeringan dan matinya akar tidak permanen pengaruhnya pada akar yang bermikoriza. Penyerapan hifa yang sangat luas di dalam tanah menyebabkan jumlah air yang diambil akan meningkat.
  3. Proteksi Dari Patogen dan Unsur Toksik. Adanya selaput hipa (mantel) dapat berfungsi sebagai barier masuknya patogen.  Mikoriza menggunakan hampir semua
    kelebihan karbohidrat dan eksudat lainnya, sehingga tercipta lingkungan yang tidak cocok untuk patogen. Cendawan mikoriza dapat mengeluarkan  antibiotik yang dapat mematikan patogen.  Akar tanaman yang sudah diinfeksi cendawan mikoriza, tidak dapat diinfeksi oleh cendawan patogen yang menunjukkan adanya kompetisi.
  4. Memproduksi senyawa-senyawa perangsang pertumbuhan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur mikoriza dapat menghasilkan hormon
    seperti sitokinin, giberalin dan vitamin.
  5. Merangsang aktivitas beberapa organisme yang menguntungkan. Jamur mikoriza berinteraksi dengan berbagai organisme di rhizosfer, misalnya Rhizobium pada tanaman legum.
  6. Memperbaiki struktur dan agregasi tanah. Cendawan VAM mengasilkan senyawa
    glycoprotein glomalin yang sangat berkorelasi dengan peningkatan kemantapan agregat. Konsentrasi glomalin lebih tinggi ditemukan pada tanah-tanah yang tidak diolah dibandingkan dengan yang diolah.

Sumber data: Fakultas Pertanian Universitas Lampung, 2022.

Maju Cemerlang Faperta Kita.