Para stakeholder yang ada di Provinsi Lampung bertemu untuk bersama-sama melakukan kajian dan perumusan solusi bencana banjir dan kekeringan. Hal tesebut disampaikan dalam acara workshop Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam rangka pengelolaan banjir dan kekeringan di Provinsi Lampung. Agenda tersebut digelar di Hotel Sheraton, Bandar Lampung, Selasa, 10 Desember 2019.

di DAS Sekampung
Saat ini wilayah Indonesia termasuk Provinsi Lampung, telah mengalami perubahan iklim yang relatif ekstrim khususnya perubahan pola hujan, hal ini diindikasikan dengan penurunan jumlah bulan basah dan peningkatan bulan kering. Kondisi yang demikian menyebabkan curah hujan dengan intensitas tinggi frekuensi akan semakin sering terjadi, sehingga potensi banjir akan semakin besar.


Dampak kekeringan dan banjir bersifat luas dan kompleks mencakup geofisik, infrastruktur, sosial, ekonomi, budaya, dan kesehatan masyarakat. Untuk mencegah dampak kekeringan diperlukan penanganan yang komprehensif yang melibatkan berbagai pihak secara sinergis.
Usaha rehabilitasi kawasan hutan telah diselenggarakan oleh Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung (BPDAS HL) dan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dengan melibatkan TNI dan masyarakat. Namun upaya tersebut belum berhasil memulihkan fungsi DAS. Oleh karena itu, Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi Lampung mengadakan Workshop “Pengelolaan Banjir Dan Kekeringan Di Provinsi Lampung”.
Acara tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi berdasarkan arahan (Sambutan) Gubernur Provinsi Lampung, para nara sumber yang terdiri atas Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, BAPPEDA Provinsi Lampung, Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung, BBWS Mesuji-Sekampung, BMKG Provinsi Lampung, Forum DAS Lampung (Prof. Dr. Irwan Sukri Banuwa,M.Si.), Akademisi Universitas Lampung (Dr. Endro P. Wahono, M.Sc.), Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung, dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Ketua Forum DAS Provinsi Lampung (Prof. Dr. Irwan Sukri Banuwa,M.Si.) menyampaikan salah satu rekomendasi dalam penanganan banjir dan kekeringan di provinsi Lampung adalah dengan Pembuatan Absah (akuiver buatan simpanan air hujan). Program sumur di dalam sungai merupakan salah satu contoh yg sudah dijalankan kabupaten lain di daerah pulau jawa yang bisa diadopsi sebagai upaya untuk menanggulangi banjir dan kekeringan. Ketika musim hujan sumur tersebut bisa menampung air dan pada saat musim kemarau bisa dijadikan sumber air untuk menyiram tanaman.


Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Lampung
Selain itu, bangunan-bangunan air yang dibangun di sungai untuk mencegah dan menanggulangi banjir harus memperhatikan kelangsungan ekosistem sungai dan siklus hidup ikan-ikan atau mahluk hidup lainnya yang biasa merimigrasi dari laut/muara ke hulu sehingga mereka dapat mempertahan kelangsungan hidup populasinya. Gubernur Provinsi Lampung, Arinal Djunaidi dalam acara Audiensi bersama Forum DAS pada tanggal 9 Desember 2019 mengharapkan Dinas Perikanan dapat mengembalikan kejayaan beberapa spesies ikan di sungai yang sudah mulai langka dan memiliki nilai ekonomis.