Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung (KHT FP Unila) menggelar kuliah umum dengan tema “Navigating Forest Certification: Lessons from the Field as an FSC FM Auditor.”

Acara yang berlangsung secara daring melalui Zoom ini menghadirkan Medita Hermawan, Forest Management Program Manager, SCS Global Services, Southeast Asia, sebagai narasumber utama. Senin, 25 November 2024.

Acara yang dimulai pukul 10.00 WIB ini dihadiri oleh 100 peserta, terdiri dari dosen dan mahasiswa Jurusan Kehutanan FP Unila. Dengan dipandu oleh MC Intan Fajar Suri, S.Hut., M.Sc., serta dimoderatori oleh Duryat, S.Hut., M.Sc., kuliah umum ini bertujuan memperluas wawasan mahasiswa tentang pentingnya sertifikasi kehutanan dalam memastikan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

Mengawali acara, moderator Duryat, S.Hut., M.Sc., menyampaikan bahwa sertifikasi kehutanan adalah instrumen strategis dalam mendukung pengelolaan hutan yang berkelanjutan secara lingkungan, sosial, dan ekonomi. “Hari ini, kita sangat beruntung dapat menghadirkan seorang narasumber yang sangat kompeten di bidang ini, yaitu Bapak Medita Hermawan. Beliau memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dalam pengelolaan sertifikasi kehutanan, termasuk Forest Stewardship Council (FSC) dan skema keberlanjutan lainnya,” ujar Duryat.

Beliau juga mendorong mahasiswa untuk aktif bertanya dan berdiskusi demi memanfaatkan kesempatan emas ini sebagai bekal masa depan di bidang kehutanan.

Medita Hermawan, dalam sesi pemaparannya, menjelaskan pentingnya pentingnya sertifikasi kehutanan sebagai langkah strategis untuk melindungi keanekaragaman hayati, memberdayakan masyarakat lokal, dan mendukung ekonomi berkelanjutan. Ia menjelaskan peran auditor dalam memastikan kepatuhan terhadap standar keberlanjutan, yang melibatkan proses audit komprehensif, seperti tinjauan dokumen, wawancara dengan pemangku kepentingan, dan inspeksi lapangan.

Ia menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam proses audit yang mencakup tinjauan dokumen, wawancara dengan pemangku kepentingan, dan inspeksi lapangan. Tak hanya itu, Medita memberikan wawasan tentang teknologi pemanenan hasil hutan terkini yang diaplikasikan di Indonesia berdasarkan hasil pengamatannya selama kegiatan audit di berbagai wilayah.

Sesi tanya jawab berlangsung hangat dengan pertanyaan dari mahasiswa termasuk tentang persiapan menjadi auditor kehutanan profesional dan internasional. Menurut Medita, pengalaman di bidang kehutanan, kemampuan berbahasa Inggris, serta pemahaman mendalam tentang standar keberlanjutan adalah faktor kunci.

Mahasiswa Jurusan Kehutanan menyambut acara ini dengan antusias. Banyak pertanyaan diajukan, termasuk bagaimana menjadi auditor kehutanan internasional yang profesional. Medita menjelaskan bahwa pengalaman relevan di bidang kehutanan serta kemampuan berbahasa Inggris adalah kunci utama. “Laporan audit sertifikasi internasional seperti skema FSC Forest Management menggunakan bahasa Inggris, dan komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan internasional juga sangat diperlukan,” tambahnya.

Dr. Wahyu Hidayat, S.Hut., M.Sc. sebagai dosen pengampu Mata Kuliah Sertifikasi dan Perdagangan Kayu, menyampaikan apresiasi atas kuliah umum ini. “Semoga kuliah umum ini semakin memotivasi rekan-rekan mahasiswa untuk berkiprah sebagai rimbawan, termasuk salah satunya sebagai auditor sertifikasi hutan. Profesi ini tidak hanya membawa kalian ke sudut-sudut indah Indonesia, tetapi juga ke berbagai belahan dunia.”

Di akhir sesi, Medita Hermawan menekankan pentingnya kolaborasi dalam menjaga keberlanjutan sumber daya hutan. “Sertifikasi kehutanan bukan sekadar proses administratif; ini adalah langkah menuju masa depan yang berkelanjutan. Saya mengajak teman-teman untuk mengeksplorasi bagaimana teman-teman dapat berkontrbusi, baik melalui penelitian, advokasi atau bahkan menjadi auditor.”

Acara ini menjadi bukti nyata komitmen Universitas Lampung dalam mempersiapkan generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk menghadapi tantangan pengelolaan sumber daya hutan di masa depan.

Kuliah umum ini tidak hanya menambah wawasan mahasiswa, tetapi juga membuka peluang baru bagi mereka untuk berkontribusi dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

Dengan berakhirnya kuliah umum ini, Universitas Lampung berharap semakin banyak mahasiswa yang terinspirasi untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian hutan dan memanfaatkan ilmu yang telah diperoleh demi masa depan yang lebih baik. *Muhammad Dimaz Nugraha