Pada hari Kamis tanggal 16 November 2017 bertempat di Radar Lampung Televisi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila) Jurusan Agroteknologi, melalui Prof. Dr. Ir. Kukuh Setiawan, M.Sc., Dr. Ir. Rusdi Evizal, M.S., Dr. Ir. Suskandini Ratih, M.S., dan Ir. Lestari Wibowo, M.P., menghadiri siaran Faperta Berkarya dengan tema Peningkatan Produksi dan Produktivitas Perkebunan Guna Meningkatkan Kesejahteraan Petani dan Meningkatkan Sumber Devisa Negara.
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan sumber devisa negara, maka rencana strategis sub sektor perkebunan antara lain adalah peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan.
Peningkatan produksi dan produktivitas dilakukan melalui berbagai program seperti perluasan areal melalui penanaman baru, rehabilitasi dan replanting, serta intensifikasi termasuk pengendalian hama dan penyakit.
Sebagai contoh, di provinsi Lampung terdapat perkebunan kelapa sawit seluas 194.750 ha dengan rata-rata produktivitas hanya 2,46 ton CPO/ha/tahun, padahal potensinya mencapai 12 ton CPO jika menggunakan benih legetim.
Luas perkebunan kakao mencapai 76.508 ha dengan produktivitas hanya 6,6 kwintal biji kakao kering/ha/tahun, padahal potensinya mencapai 2 ton/ha. Rendahnya produktivitas tersebut antara lain karena penggunaan bibit kurang baik, keadaan tanaman yang tua atau rusak, dan kurangnya pemeliharaan.
Tersedianya bibit perkebunan yang unggul merupakan kunci penting untuk keberhasilan program peningkatan produksi dan produktivitas.
Apabila bibit yang ditanam adalah bibit asalan, terlebih lagi bibit palsu maka petani akan mengalami kerugian yang besar karena harga bibit yang mahal juga waktu tunggu masa produktif juga lama.
Program pemerintah yang memberi bantuan bibit tidak dapat selalu diharapkan karena jumlahnya terbatas. Untuk itu berbagai stakeholder, termasuk dinas terkait dan perguruan tinggi perlu memfasilitasi dan mendorong kemandirian bibit perkebunan misalnya di tingkat desa ataupun kelompok tani.
Memfasilitasi misalnya dalam hal memperoleh dan memperbanyak bahan tanam yang unggul baik lokal maupun nasional.
Sebagian klon unggul lokal sudah dilepas Menteri Pertanian sebagai klon unggul nasional, seperti klon kakao dari Sulawesi yaitu Sul 1, Sul 2, Sul 3, MCC 1, MCC 2, kopi Ciari dari Bengkulu, kopi Arabika Sigarar Utang dari Sumatera Utara. Lampung juga memiliki varietas kopi lokal unggul, misalnya varietas Lengkong, Tugu Sari dan varietas Komari.
Maju Cemerlang Faperta Kita.