Fakultas Pertanian Universitas Lampung (FP Unila) memiliki program Faperta Berkarya. Merupakan suatu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang mengedukasi masyarakat Lampung khususnya dalam bidang pertanian. Bekerjasama dengan Radar Lampung Televisi tampil penayangan diminggu pertama dan ketiga disetiap bulannya.

Melalui Dr. Ir. Afandi, M.P., (bidang ilmu konservasi tanah dan air), Dr. Ir. Didin Wiharso, M.Si., (bidang ilmu genesis atau pembentukan tanah dan klasifikasi tanah), dan Winih Sekaringtyas Ramadhani S.P., M.P. (bidang ilmu sistem informasi geografis) menjadi narasumber dengan topik Reaktivasi Lahan Pertanian Pasca Bencana Banjir dan Gunung Meletus, Kamis (6/1/2022) dilaboratorium lapang terpadu.

Belakangan ini ditahun 2021, telah terjadi bencana alam, baik berupa banjir dan gunung meletus. Terakhir terjadi erupsi di Gunung Semeru.

Secara umum Wilayah Indonesia mempunyai jalur gunung berapi serta rawan erupsi di sepanjang ring of fire mulai Sumatera – Jawa – Bali Nusa Tenggara – Sulawesi – Maluku – Papua.

Bahaya letusan gunung berapi terdiri dari dua yakni bahaya Primer dan bahaya sekunder.

Bahaya primer adalah bahaya yang langsung menimpa penduduk ketika letusan berlangsung.

Namun bahaya sekunder yaitu terjadi secara tidak langsung dan umumnya berlangsung setelah letusan terjadi seperti contoh lahar dingin yang dapat menyebabkan kerusakan lahan dan pemungkiman.

Selain itu, dampak pasca gunung berapi meletus dirasakan setelah status bencana sudah dinyatakan aman.

Sebagian besar daerah yang terkena dampak letusan yaitu lahan menjadi gundul karena terkena lahar panas serta awan panas.

Bila terjadi hujan lebat dalam waktu yang sangat lama, maka banjir lahar akan terjadi.

Untuk mengurangi bahaya lahar dingin di daerah yang masih terbuka perlu dilakukan upaya rehabilitasi untuk reaktivasi lahan pertanian pasca terjadinya banjir dan letusan gunung berapi.

Hal ini menjadi permasalahan masyarakat sekitar gunung berapi untuk memperbaiki lahan pasca letusan gunung berapi dan banjir.

Di balik itu, ternyata material letusan gunung berapi dan juga banjir, merupakan material yang sangat subur, mempunyai potensi untuk dimanfaatkan kembali sebagai lahan pertanian. Bagaimana reaktivasi kegiatan pertanian di daerah ini, pasca bencana, tentunya setelah semua dinyatakan aman.

Maju Cemerlang Faperta Kita.